Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Emiten di Semester I/2021 Sesuai Harapan, Katalis Positif untuk IHSG

Melihat kinerja emiten di semester I/2021 ini, emiten sektor komoditas, industri dasar untuk subsektor kimia dasar, konsumer nonsiklikal subsektor peternakan, infratruktur telekomunikasi, dan perbankan akan mampu melanjutkan kinerja moncer hingga akhir tahun.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten yang telah menyampaikan laporan keuangan per 30 Juni 2021 dinilai sesuai dengan ekspektasi. Beberapa emiten mampu mengangkat laba sementara yang lain menyusutkan kerugian.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menjelaskan per 30 Juli 2021 terdapat 20 persen perusahaan tercatat yang telah menyampaikan laporan keuangan untuk kinerja semester I/2021.

“Secara keseluruhan hasilnya inline, inline dengan perolehan kinerja di kuartal I/2021 dan yang kedua inline dengan kondisi makro di kuartalII/2021 yang meningkat dibandingkan kuartal II/2020,” jelas Alfred kepada Bisnis, Jumat (30/7/2021).

Alfred menunjukkan hal yang terlihat jelas adalah perbaikan performa pendapatan para emiten. Beberapa emiten mampu mencatatkan pertumbuhan top line yang signifikan dan ada pula yang membalikkan rugi pada periode yang sama tahun lalu menjadi laba.

Salah satu faktor yang menopang kenaikan kinerja emiten pada paruh pertama tahun ini disebut berasal dari buah dari efisiensi yang diambil perusahaan. Alfred mengingatkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 telah mewajibkan para emiten melakukan pengetatan.

“Sehingga ketika terjadi perbaikan di top line, perolehan laba yang dihasilkan bisa tumbuh eksponensial,” tutur Alfred.

Melihat kinerja emiten di semester I/2021 ini, Alfred menilai emiten sektor komoditas, industri dasar untuk subsektor kimia dasar, konsumer nonsiklikal subsektor peternakan, infratruktur telekomunikasi, dan perbankan akan mampu melanjutkan kinerja moncer hingga akhir tahun.

Untuk perusahaan di sektor komoditas seperti minyak kelapa sawit (CPO), batu bara, dan logam terlihat kenaikan signifikan pada pos laba bersih pada periode Januari - Juni 2021. Adapun, kontribusi terbesar peningkatan laba disebut Alfred berasal dari kenaikan harga komoditas yang mendorong ASP (Average Selling Price) sehingga membuat marjin laba naik signifikan.

Sedangkan emiten subsektor kimia dasar khususnya baja dan besi terpantau melanjutkan tren perbaikan performa yang memang sudah terlihat sejak tahun lalu.

“[Untuk perbankan] emiten di sektor ini yang banyak memberikan perbaikan margin profit. Meskipun perolehan pendapatan masih stuck atau menurun, namun emiten-emiten bank mampu memberikan peningkatan laba,” jelas Alfred.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan performa positif para emiten yang sudah menyampaikan laporan keuangan tersebut dapat menjadi tenaga bagi pergerakan harga sahamnya.

Kendati demikian, Wawan mengkhawatirkan implementasi PPKM Darurat pada kuartal III/2021 akan menganggu selera investasi dan optimisme para investor.

“Kinerja masa lalu tidak mencerminkan masa depan, yang harus diperhatikan kuartal III/2021 ini tentang PPKM Darurat yang tidak ada jaminan di Agustus akan diangkat,” ujar Wawan kepada Bisnis.

Menurutnya, apabila PPKM masih diperpanjang tentunya akan berpengaruh pada pemulihan ekonomi ke depan pada masa pandemi. Hal itu pula yang membuat laju harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia yang tercermin lewat IHSG tertahan.

Dengan kondisi PPKM dan euforia laporan keuangan ini, Wawan memperkirakan IHSG akan bergerak pada rentang 6.100—6.200 karena investor akan mencermati kebijakan PPKM Darurat.

Sementara itu, Infovesta Utama masih mempertahankan target IHSG pada rentang 6.500—6.600 untuk akhir tahun. Wawan melihat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dari perusahaan teknologi raksasa seperti PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) akan menjadi katalis dan tren positif di lantai bursa.

“BUKA ini akan jadi presedennya jadi akan dijaga agar naik, sektor teknologi akan ramai di semester II. Sektor lain akan menunggu aktivitas ekonomi, konvensional yang lihat kan pendapatannya laba. Beda sama teknologi,” tutup Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper