Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menghapus sebagian besar pelaemahan pada akhir perdagangan Rabu (28/7/2021) menyusul pernyataan kebijakan Federal Reserve AS ketika Gubernur Jerome Powell menyatakan ekonomi AS masih menghadapi risiko dari varian virus corona Delta.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, turun tipis 10 sen atau 0,01 persen, menjadi ditutup pada US$1.799,70 per troy ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (27/7/2021), emas berjangka naik tipis 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi US$1.799,80.
Harga emas turun tipis setelah pernyataan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), yang mengatakan pemulihan ekonomi AS tetap di jalurnya meskipun ada peningkatan infeksi virus corona, dan mengisyaratkan pembicaraan sedang berlangsung seputar kemungkinan penarikan dukungan kebijakan moneter.
Tetapi emas berubah positif setelah Powell dalam konferensi pers berikutnya mengatakan meningkatnya kasus varian Delta dapat membebani pemulihan di pasar tenaga kerja dan bahwa bank sentral masih "jauh" dari mempertimbangkan menaikkan suku bunga.
Mengistilahkan penurunan awal terhadap pernyataan tersebut sebagai reaksi spontan, Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, mengatakan aksi harga emas yang berombak kemungkinan terjadi karena investor mencerna pernyataan Powell.
“Sementara ekonomi masih menuju ke arah yang benar, kesimpulan keseluruhannya adalah kita masih akan melihat banyak akomodasi tetap ada, dan pengumuman tapering (pengurangan pembelian aset) ini, kapan pun itu terjadi, akan dilakukan secara bertahap dan tidak dipercepat,” tambah Moya, dikutip Antara, Kamis (29/7/2021).
Baca Juga
Suku bunga yang lebih tinggi cenderung membebani emas, karena menaikkan peluang kerugian memegang logam yang tidak memberikan imbal hasil.
Emas juga mendapat dukungan dari pelemahan dolar AS setelah pernyataan Powell, membuat emas lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.