Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Nantikan Lapkeu Emiten Kelas Kakap, Wall Street Melemah

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,43 persen ke level 34.993,39 pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 0,36 persen ke 4.406,18 dan Nasdaq Composite turun 0,53 persen ke 3.971,30.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melemah dari level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Selasa (27/7/2021) karena investor mencerna laporan pendapatan keuangan terbaru dan bersiap rilis lapkeu dari emiten teknologi kelas kakap teknologi seperti Apple Inc. dan Microsoft Corp.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,43 persen ke level 34.993,39 pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 0,36 persen ke 4.406,18 dan Nasdaq Composite turun 0,53 persen ke 3.971,30.

Saham Tesla Inc. melemah pada awal perdagangan, sementara General Electric Co. menguat setelah merilis kinerja di atas perkiraan. Saham Intel Corp melemah setelah rencana perseroan untuk meningkatkan inovasi gagal mengesankan para analis.

Pelemahan bursa saham di China menambah kekhawatairan pasar global, di tengah investor sudah khawatir tentang pemulihan ekonomi mengingat meningkatnya varian delta Covid-19 dan pembicaraan bank sentral tentang kebijakan pengetatan.

Meskipuun awal musim laporan keuangan telah mendorong penguatan di Wall Street, investor kini menantikan katalis lebih lanjut dari pertemuan Federal Reserve minggu ini.

Selain itu, investor juga menantikan rilis laporan keuangan emiten teknologi besar hari ini, termasuk Apple, Microsoft dan Alphabet Inc..

Mathieu Racheter, kepala analis ekuitas di Julius Baer, mengatakan penguatan saham-saham emiten blockbuster telah mengimbangi kekhawatiran investor seputar penyebaran virus dan inflasi

"Kemungkinan puncak pertumbuhan pendapatan dan momentum ekonomi, mendukung pandangan kami bahwa rotasi dari saham siklis dan yang bervaluasi rendah menjadi saham defensif dan pertumbuhan kemungkinan akan berlanjut," ungkap Racheter, seperti dikutip Bloomberg.

Di China, yuan merosot ke level terendah sejak April terhadap dolar AS menyusul peningkatan kekhawatiran bahwa tindakan tegas Beijing terhadap sektor pendidikan, pengiriman makanan, dan properti dapat meluas ke industri lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper