Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (23/7/2021).
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (22/7/2021), rupiah ditutup turun tipis 0,07 persen atau 10 poin menjadi Rp14.492,50 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS hingga 15.51 WIB terpantau naik tipis di level 92,89 dari penutupan sebelumnya 92,83.
Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya mengatakan, penguatan rupiah hari ini salah satunya ditopang oleh mulai berkurangnya penambahan kasus positif virus corona di Indonesia.
“Terus menurunya kasus Covid-19 memperbesar peluang dilonggarkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat atau yang saat ini disebut PPKM Level 3 dan 4, pada 26 Juli mendatang,” katanya, Kamis (23/7/2021).
Selain itu, Bank Indonesia (BI) merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik.
"Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 menjadi 3,5-4,3% dari proyeksi sebelumnya 4,1-5,1%," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juli 2021, Kamis (22/7/2021).
Baca Juga
Titik tengah dari proyeksi baru itu, lanjut Perry, adalah 3,9 persen. Menurut Perry, masih ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi 2021 lebih tinggi dari titik tengah tersebut.
Sementara itu, dari luar negeri, investor tengah menunggu keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) di kemudian hari. ECB secara luas diperkirakan akan mempertahankan sikap dovish dan menerapkan perubahan dalam strateginya untuk pertama kalinya.
“ECB secara luas diperkirakan akan tetap dovish, jadi ini dapat menyebabkan euro melemah terhadap dolar yang menyebabkan greenback naik, yang akan negatif untuk emas. Untuk saat ini, momentum jangka pendek emas tampaknya condong ke bawah," ujarnya.