Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Powell Lempar Komentar Dovish, Wall Street Menghijau

Berdasarkan data Bloomberg, Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,18 persen pada awal perdagangan ke level 34,951,48, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,36 persen ke 4.384,90.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat dan imbal hasil obligasi melemah pada awal perdagangan Rabu (14/7/2021), setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pemulihan ekonomi AS masih belum cukup berkembang untuk mulai mengurangi stimulus.

Berdasarkan data Bloomberg, Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,18 persen pada awal perdagangan ke level 34,951,48, sedangkan indeks S&P 500 menguat 0,36 persen ke 4.384,90.

Imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun melemah di bawah 1,4 persen dan dolar AS terkoreksi setelah rilis komentar dovish Powell di depan Kongres. Dia menambahkan bahwa inflasi kemungkinan akan tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang sebelum kembali melandai.

Co-Chief Investment Strategist John Hancock Investment Management Matt Miskin mengatakan Powell berpegang teguh pada pendapatnya bahwa inflasi ini hanya bersifat sementara.

"Dia mungkin tidak didukung oleh pejabat FOMC dalam pandangan tersebut, tetapi karena dia adalah pemimpin The Fed, penyataan tersebut penting dan itulah yang benar-benar diperhatikan pasar," ungkap Miskin, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (14/7/2021).

S&P 500 dan Nasdaq 100 naik mendekati rekor tertinggi, dengan Apple Inc. menguat setelah raksasa teknologi tersebut disebut dikatakan telah mempersiapkan pemasok untuk meningkatkan penjualan iPhone generasi berikutnya.

Di sisi lain, saham Bank of America Corp turun setelah pendapatan kuartal II/2021 gagal mengesankan investor, sementara Citigroup Inc dan Wells Fargo & Co bernasib lebih baik.

Data inflasi AS bulan Juni 2021 pada hari Selasa melampaui seluruh perkiraan dan menunjukkan biaya yang lebih tinggi terkait dengan pembukaan kembali dari pandemi.

Pejabat Fed mengatakan mereka memperkirakan tekanan seperti itu bersifat sementara tetapi beberapa komentator melihat risiko kenaikan yang lebih tahan lama yang dapat memaksa pengurangan stimulus lebih cepat dari perkiraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper