Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Ciputra Development Tbk. membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp3,5 triliun hingga akhir semester I/2021.
Direktur Ciputra Development Harun Hajadi mengatakan perolehan marketing sales perseroan hingga Juni 2021 sekitar Rp3,5 triliun atau 59,62 persen dari target yang dipatok tahun ini senilai Rp5,87 triliun
“Marketing sales sampai Juni kurang lebih Rp3,5 triliun. Kontributor cukup merata, proyek besar kontibusi besar, proyek kecil ya kecil,” kata Harun kepada Bisnis, Rabu (14/7/2021).
Adapun, realisasi marketing sales dari emiten dengan kode saham CTRA itu menanjak 89 persen secara tahunan. Insentif yang digelontorkan pemerintah pada awal tahun saat suku bunga berada di level terendah sepanjang sejarah disebut menjadi pendorong kenaikan angka prapenjualan tersebut.
Pemerintah memberikan insentif berupa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah sebesar 100 persen dari PPN terutang atas penyerahan rumah tapak atau rumah susun dengan harga jual paling tinggi Rp2 miliar.
Sementara itu, Bank Indonesia masih mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen.
Baca Juga
Kendati prapenjualan properti terbilang semarak pada paruh pertama tahun ini, tantangan kembali dari pandemi Covid-19 dengan angka kasus positif yang menanjak sejak akhir semester I/2021.
Harun menilai apabila PPKM maupun PPKM Darurat yang diberlakukan pemerintah ini menjadi berkepanjangan tentunya akan berdampak lagi pada penjualan properti di semester II/2021.
“Karena kan mobilitas menjadi terbatas, sedangkan properti sebagai big ticket item, orang masih perlu melihat barangnya. Maka terjadi penundaan pembelian. Ini pasti berdampak terhadap penjualan kami,” ujar Harun.