Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih menjadi faktor yang berpengaruh bagi investor untuk berinvestasi pada surat utang atau obligasi korporasi pada tahun ini.
VP Economist Bank Permata Josua Pardede menyebutkan, investor saat ini masih cenderung berhati-hati dengan ketidakpastian perekonomian yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
"Investor atau buyer masih cenderung cautious dengan ketidakpastian perekonomian yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, yang berimplikasi pada kecenderungan minat investor yang lebih tinggi pada obligasi korporasi dengan tenor kurang dari 5 tahun,” papar Josua kepada Bisnis, Senin (12/7/2021).
Josua mengungkapkan bila dilihat, sepanjang semester pertama 2021, spread yield atau selisih imbal hasil dari obligasi korporasi bertenor 10 tahun dengan rating AAA masih mengalami tren penurunan, dari akhir tahun sebesar 174,77 menjadi 122,85 pada akhir semester I/2021.
Sementara itu lanjutnya, obligasi korporasi tenor 2 tahun dengan rating AAA mengalami penurunan yang lebih tajam, dari sebelumnya sebesar 188,49, menjadi 116,64. Bila dibandingkan, spread yield pada obligasi jangka pendek menjadi lebih kecil dibandingkan dengan spread yield dalam jangka 10 tahun.
Penurunan spread yield obligasi korporasi jangka pendek yang lebih signifikan, menurut Josua, mengindikasikan bahwa permintaan terhadap obligasi korporasi jangka pendek cenderung mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi korporasi dengan tenor yang lebih panjang.
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa hal ini berkaitan dengan penerbitan baru di tahun 2021 yang memang secara rata-rata memiliki tenor yang kurang dari 5 tahun.
Membaca tren obligasi pada semester satu tahun ini, Josua pun memperkirakan tren tersebut masih akan berlanjut pada semester II/2021.
“Pada semester kedua, diperkirakan spread obligasi 2 tahun maupun 10 tahun masih cenderung mengalami penurunan karena ekspektasi pemulihan ekonomi yang meningkat,” uajr Josua.
Namun dia menilai, laju penurunan spread yield obligasi jangka panjang tidak sebesar penurunan spread yield di obligasi korporasi jangka pendek mengingat investor masih cenderung cautious dengan ketidakpastian perekonomian yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Di sisi lain, dia mengatakan bila ekspektasi pemulihan ekonomi lebih tinggi lagi, bukan tidak mungkin permintaan akan obligasi korporasi dengan tenor panjang mampu mendorong penurunan spread lebih rendah lagi.
Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada Senin (12/7/2021), hingga awal Juli 2021, secara rata-rata yield obligasi korporasi berperingkat AAA dengan tenor pendek mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2020 lalu.
Tercatat, spread imbal hasil obligasi korporasi dengan rating AAA bertenor 1 tahun menyentuh 112 basis poin. Catatan ini lebih rendah dibandingkan dengan selisih pada 2020 lalu di level 196 basis poin.
Kemudian, spread tenor lainnya berturut-turut adalah 117 basis poin untuk tenor 3 tahun, 118 basis poin untuk tenor 5 tahun, dan 123 poin untuk tenor 10 tahun.