Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Spread Yield SBN dan Surat Utang Korporasi Mulai Menurun, Ini Kata Analis

Peluang penurunan spread SBN dan obligasi korporasi pada semester II/2021 cukup terbuka dikarenakan prospek pemulihan ekonomi yang masih cukup positif.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Selisih imbal hasil (yield) antara Surat Berharga Negara (SBN) dengan obligasi korporasi masih berpotensi mengalami penurunan seiring dengan tingkat likuiditas yang optimal dan yield surat utang negara (SUN) yang cenderung stabil.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menjelaskan, mulai menyempitnya spread imbal hasil SBN dan obligasi korporasi salah satunya disebabkan oleh mulai berkurangnya risiko pada pasar surat utang awal 2021 lalu. Penurunan risiko tersebut berdampak positif untuk pergerakan imbal hasil SBN Indonesia.

“Tahun ini yield SBN Indonesia pergerakannya cukup terjaga, tidak sefluktuatif 2020 lalu. Obligasi korporasi juga ikut terdampak sentimen ini,” katanya saat dihubungi Bisnis pada Senin (12/7/2021).

Selain itu, minat investor terhadap surat utang korporasi Indonesia sejauh ini juga masih cukup tinggi di tengah kondisi pandemi. Ramdhan mengatakan, dengan kondisi yield SBN yang stabil, kebutuhan pasar akan obligasi korporasi akan ikut menguat.

Di sisi lain, ia mengatakan ketersediaan pasokan obligasi korporasi saat ini masih cukup terbatas. Hal ini terutama untuk perusahaan-perusahaan dengan rekam jejak yang bagus dalam penerbitan obligasi dan perusahaan dengan rating utang yang mumpuni.

“Perusahaan dengan rating dan tren historis yang bagus pasti akan sangat dicari saat menerbitkan obligasi. Minimnya pasokan dan likuiditas pasar yang masih baik membuat spread yield antara SBN dan obligasi korporasi menurun,” paparnya.

Ke depan, Ramdhan mengatakan peluang penurunan spread SBN dan obligasi korporasi pada semester II/2021 cukup terbuka. Menurutnya, salah satu sentimen utama yang akan mendukung hal ini adalah prospek pemulihan ekonomi yang masih cukup positif.

Selain itu, pergerakan imbal hasil SBN Indonesia juga cukup stabil di tengah melonjaknya kasus positif pandemi virus corona belakangan ini.

“Tetapi, pasar tentu masih akan terus memantau perkembangan kasus virus corona dan efektivitas PPKM Darurat di Indonesia,” tambahnya.

Ramdhan mengatakan, penurunan selisih antara obligasi korporasi dengan rating AAA dan SBN tidak akan terlalu signifikan karena sudah berada di kisaran yang optimal secara historis.

Potensi penyempitan menurutnya akan lebih terlihat pada obligasi korporasi dengan rating AA, A, dan lainnya dengan SBN. Ramdhan memprediksi spread ini akan berkurang sekitar 25 hingga 50 basis poin hingga akhir tahun.

“Penyempitan ini juga akan lebih terasa pada obligasi korporasi yang ratingnya AA kebawah dan yang tenor menengah-panjang,” imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper