Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Musim Laporan Keuangan Emiten, Wall Street Dibuka Bervariasi

Pasar saham dan obligasi telah mengalami reli di tengah penurunan suku bunga jangka panjang dan ekspektasi inflasi.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham di Wall Street, New York, Amerika Serikat (AS) dibuka bervariasi mengawali pekan ini seiring investor yang tengah menanti musim laporan keuangan emiten.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (12/07/2021), indeks Dow Jones Industrial Average dibuka melemah 0,26 persen ke posisi 34.781,07, sementara S&P 500 turun 0,07 persen ke 4.366,33, sedangkan Nasdaq mampu menguat 0,32 persen ke 14.748,87.

S&P 500 terpantau sedikit mengalami fluktuasi sedangkan Nasdaq yang sarat saham teknologi naik. Kedua indeks ditutup pada level tertinggi sepanjang masa pada Jumat lalu (9/7/2021).

Di global, indeks Stoxx Europe 600 berfluktuasi sebelum berbalik lebih tinggi, dengan keuntungan untuk saham real estat dan sektor utilitas mengimbangi kerugian pada saham produsen komoditas dan perusahaan perjalanan.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS melanjutkan kenaikan setelah menghentikan reli delapan sesi pada Jumat. Pergerakan yield US Treasury akan tetap menjadi fokus pelaku pasar di tengah pasokan baru yang datang ke pasar minggu ini. Selain itu, data inflasi utama AS jug segera dirilis dan penampilan semi-tahunan Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan kongres.

Pasar saham dan obligasi telah reli di tengah penurunan suku bunga jangka panjang dan ekspektasi inflasi. Hal ini lantaran bank sentral AS tidak terburu-buru untuk menarik kembali dukungan yang telah membantu pemulihan ekonomi dari pandemi.

Namun, investor tetap khawatir tentang penyebaran varian delta dan perlambatan tingkat vaksinasi, sambil mempertimbangkan kapan The Fed akan mulai mengurangi stimulus

Pertanyaan inti dari pergerakan imbal hasil US Treasury tenor 10-tahun untuk sebagian besar tahun ini adalah apakah pembukaan kembali ekonomi Amerika Serikat dan seluruh dunia akan menghasilkan tingkat inflasi yang lebih tahan lama bagi ekonomi, bank sentral dan pasar untuk bersaing atau akankah inflasi jangka pendek yang dialami konsumen dan bisnis bersifat sementara karena transisi ekonomi ke lingkungan pasca-Covid, ”tulis John Stoltzfus, kepala strategi investasi Oppenheimer & Co., kepada klien.

Pada bagian lain, saham-saham di bursa Asia naik pada awal pekan ini, setelah bank sentral China berencana meningkatkan likuiditas dengan memotong jumlah uang tunai yang harus dimiliki sebagian besar bank sebagai cadangan untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper