Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menguat Terbatas ke 6.100

Sepanjang pekan ini, laju IHSG tertekan berbagai informasi negatif, yakni mulai dari lonjakan kasus Covid-19 hingga perkiraan pertumbuhan ekonomi setahun penuh yang dipangkas.
Foto multiple exposure layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Galeri Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto multiple exposure layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Galeri Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan depan diperkirakan akan bergerak ke zona hijau, setelah selama sepekan ini bergerak mixed.

IHSG ditutup nyaris stagnan dengan pelemahan hanya 0,05 poin ke level 6.039,84 pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (9/7/2021).

Sepanjang hari ini, IHSG terpantau dibuka pada teritori negatif, kemudian sempat menguat namun masuk ke zona merah pada akhir perdagangan. Sebanyak 178 saham menguat, 292 melemah, dan 180 saham stagnan.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menerangkan secara teknikal indeks komposit ini tengah menguji resisten untuk dapat menguat pada pekan depan.

"Faktor teknikal, sedang menguji support pada 6000, dan resistance 6114. Pekan depan diperkirakan menguat masih dalam range ini," jelasnya kepada Bisnis, Jumat (9/6/2021).

Sepanjang pekan ini, laju indeks tertekan berbagai informasi negatif. Mulai dari lonjakan kasus Covid-19 hingga mendekati jumlah kasus India dan Rusia, perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun penuh yang dipangkas, serta PPKM Darurat.

Sebelumnya, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pergerakan IHSG masih menunjukkan pola tekanan terbatas pada perdagangan.
 
Minimnya sentimen serta perlambatan roda perekonomian yang terjadi masih menjadi tantangan tersendiri bagi pasar modal Indonesia, sehingga belum terlihat adanya booster yang dapat mendorong kenaikan IHSG dalam beberapa waktu mendatang.

Namun, William mengatakan momentum tekanan masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor baik jangka pendek, menengah maupun panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper