Bisnis.com, JAKARTA - Emiten otomotif, PT Astra International Tbk. (ASII akan diuntungkan dengan rencana penawaran umum perdana (IPO) entitas hasil merger Gojek dan Tokopedia yakni GoTo.
Head of Research MNC Sekuritas Thendra Chrisnanda menuturkan calon emiten terkait teknologi yakni GoTo menarik untuk diperhatikan investor karena kapitalisasi pasar setelah IPO dapat berkisar US$35-US$40 miliar atau setara Rp420-Rp560 triliun.
"Kami lihat sebenarnya di tengah meningkatnya minat investor di saham-saham teknologi, tetapi investor juga sebaiknya mencermati, karena old economy stocks, ada saham-saham yang menikmati booming-nya dari saham teknologi ini," jelasnya dalam webinar MNC Sekuritas, Kamis (1/7/2021).
Berdasarkan cermatannya, ada dua emiten yang menikmati hasil dari IPO GoTo tersebut, yakni TLKM dengan investasi di Gojek pada 2019 dan 2020 total sebesar US$450 juta, serta ASII yang memiliki benefit paling besar hanya dengan investasi sebesar US$250 juta.
Astra International melakukan investasi di Gojek pada 2018 ketika valuasinya baru sekitar US$3-US$5 miliar.
"Ini data Momentumworks, Astra itu pemegang saham terbesar nomor 7 di Gojek dengan share 4,13 persen hingga Februari 2021. Ingat astra menyuntikan dana ke Gojek dengan nilai US$250 juta pada 2018 waktu itu valuasi Gojek masih sekitar US$3-US$5 miliar," paparnya.
Baca Juga
Adapun, setelah IPO dengan jumlah estimasi kapitalisasi pasarnya GoTO mencapai US$35-US$40 miliar. Artinya, dari nilai investasi awal, sudah meningkat 8 hingga 10 kali lipat.
"Kalau dihitung kasar, dengan investasi US$250 juta investasi Astra di Gojek berubah menjadi US$2 miliar. Disetarakan dengan kapitalisasi pasar Astra sendiri itu sudah setara 10 persen, dengan laba bersih Astra itu lebih dari satu tahun," paparnya.
Dengan demikian, ASII menurutnya perlu menjadi perhatian bagi investor yang tak begitu paham saham teknologi, tetapi mau menikmati hasil dari booming saham teknologi.
Kemudian di TLKM, selain memiliki saham di GoTo, TLKM juga memiliki pertumbuhan bisnis yang baik. Pasalnya, selain teknologi digital, sektor telekomunikasi sebagai penopang booming teknologi sangat dibutuhkan.
"Kalau dilihat tren dari 2017 hingga 2020 peningkatan data trafik sangat signifikan kalau lihat data revenue share memang ada penyesuaian karena isu besar telco itu konsolidasi banyak sekali merger dan akuisisi," urainya.
TLKM menarik karena akan terdampak positif dari Gojek dan fundamentalnya yang baik. Monetisasi lini bisnis data center dan menara menarik diperhatikan investor untuk Telkom.
"Telkom sebagai pemain data center terbesar indonesia. Mitratel sebagai anak usaha juga akan IPO dan merupakan pemain menara yang jumlahnya terbesar saat ini," paparnya.