Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ardi Bakrie Promosi Saham VIVA, Bagaimana Kinerjanya?

Wakil Presiden Direktur VIVA Anindra Ardiansyah Bakrie mengungkapkan rencana VIVA sebagai emiten media terinterasi.
Ilustrasi. PT Viva Media Asia Tbk. membawahkan lini usaha stasiun televisi dan portal berita. Emiten bersandi saham VIVA itu mengelola stasiun televisi TV One dan ANTV serta portal berita viva.co.id./viva
Ilustrasi. PT Viva Media Asia Tbk. membawahkan lini usaha stasiun televisi dan portal berita. Emiten bersandi saham VIVA itu mengelola stasiun televisi TV One dan ANTV serta portal berita viva.co.id./viva

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai upaya untuk menghadapi disrupsi digital, grup media PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) mulai mempersiapkan VIVA Reloaded. 

Dalam webinar bertajuk Investasi Saham Bagi Pemula, Wakil Presiden Direktur VIVA Anindra Ardiansyah Bakrie memperkenalkan VIVA Reloaded. 

Secara garis besar, VIVA menjadi VIVA Network dengan berbagai kanal berbasis komunitas dengan mengedepankan prinsip kolaborasi. Ardi juga mengatakan VIVA akan menjadi rumah bagi para influencer. 

"VIVA menjadi media dan menjadi suatu platform bagi suatu komunitas," ucap Ardi, Kamis (1/7/2021). 

Menurutnya, status debt free yang disandang VIVA menjadi salah satu keuntungan dalam mengembangkan VIVA Reloaded. Lanjut Ardi, perusahaan VIVA tidak memberikan uang dalam bentuk hutang, tetapi mengajak kerja sama untuk menjadi bagian dari VIVA. 

"Daripada bayar balik pinjaman, kita ajak aja bareng-bareng jadi bagian dari grup VIVA, misalkan kita tawarkan saham ANTV," imbuhnya. 

Sebagai informasi, anak usaha VIVA, PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA) yang merupakan perusahaan induk stasiun televisi ANTV melepas 39 persen saham atau setara dengan 15,29 miliar saham kepada Reliance Capital International Limited (RCIL), suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara British Virgin Islands.

Manajemen VIVA menyetujui aksi korporasi itu dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (15/3/2021). RCIL sebagai pihak yang disetujui kreditur untuk melaksanakan jual beli saham tersebut, membeli saham MDIA dengan nilai US$171,82 juta atau setara dengan Rp2,43 triliun dengan Rp158 per saham.

Manajemen VIVA yang membawahi sejumlah media seperti stasiun televisi tvOne, menyebutkan pihaknya menjual saham MDIA dalam rangka skema pelunasan seluruh utang Grup VIVA berdasarkan Debt Settlement Agreement (DSA) yang ditandatangani pada 22 Desember 2020 lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Michael Yoeh, seorang profesional trader, turut memasarkan hasil analisisnya terhadap kinerja saham VIVA. Menurutnya, saat ini VIVA sedang dalam masa konsolidasi dalam pattern bullish

"Titik kunci bullish bagi VIVA adalah melawati angka Rp65 dia bisa ke atas Rp70, jadi teman-teman bisa beli setiap angkanya mendekati Rp58," kata Michael.

Pada  hari ini, saham VIVA ditutup koreksi 1 poin atau 1,64 persen menjadi Rp60. Sepanjang 2021, harga sudah naik 20 persen.

Dari sisi fundamental, mengutip laporan keuangan per Maret 2021, VIVA membukukan pendapatan Rp439,41 miliar. Nilai itu turun dari Rp458,89 miliar per Maret 2020.

Namun demikian, VIVA berhasil mengurangi rugi bersih menjadi Rp156,3 miliar pada kuartal I/2021 dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp963.72 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper