Sahamnya Sentuh ARA Hingga Kena Suspensi BEI, Ini Kata Presdir ATIC

ATIC mengaku tidak mengetahui alasan dibalik naiknya saham mereka sampai menyentuh ARA (Auto Reject Atas) selama 4 hari berturut-turut
Foto: Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
Foto: Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bisnis.com, JAKARTA - PT Anabatic Technologies Tbk. mengaku tidak mengetahui alasan dibalik naiknya saham mereka sampai menyentuh ARA (Auto Reject Atas) selama 4 hari berturut-turut, sehingga membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham berkode ATIC tersebut.

Harry Surjanto, President Director PT. Anabatic Technologies Tbk. mengakui telah menerima surat permintaan penjelasan atas volatilitas transaksi efek dari BEI dan atas surat tersebut pihaknya telah menjawabnya melalui SPE IDX OJK yang dapat pula diakses oleh masyarakat luas. 

"Kami tidak mengetahui alasan dibalik naiknya saham ATIC sehingga menyentuh ARA (Auto Reject Atas) selama 4 hari berturut-turut," ujarnya melalui siaran resmi yang dikutip, Senin (21/6).

Menurutnya ATIC saat ini, tidak/belum memiliki rencana untuk major corporate action seperti akuisisi, merger dan lain sebagainya.

"Namun demikian kami memang telah mengambil langkah strategis untuk masuk ke area fintech, mengingat kami memiliki basis penguasaan teknologi IT yang mendalam dan berkecimpung/mendukung dunia perbankan/finansial sejak berdiri 2002," terangnya.

Menurutnya melalui PT. Emporia Digital Raya (EDR Group), lini bisnis terbaru ATIC ini terus berinovasi dan membangun kepemimpinannya di bidang financial technology (fintech) dan Exchange Digital Currency

"Dengan tujuan utama melakukan digitalisasi usaha di pedesaan dan memberikan akses nyata ke masyarakat yang belum terjamah dengan perbankan. Dalam hal ini Emporia memberikan aplikasi nyata yang dapat langsung dimanfaatkan," ujarnya.

Adapun IKI Mitra, merupakan aplikasi utama yang dibutuhkan warung atau toko atau perseorangan yang menginginkan penghasilan tambahan dengan berjualan produk-produk PPOB (Payment Point Online Banking). 

"Dengan mengintegrasikan pada layanan pembayaran secara digital serta mendukung program inklusi keuangan buat saudara-saudara yang hidup di pedesaan dan belum terjamah dengan sistem perbankan yang ada," ujarnya.

Menurutnya, meskipun baru 1 tahun diluncurkan untuk melayani para pelaku usaha kecil dan menengah, namun sudah lebih dari 25 ribu pengusaha yang telah terdaftar. 

Harry menambahkan bahwa selain membantu program pemerintah dalam inklusi keuangan di area pedesaan dan masyarakat yang belum terjamah dengan bank, Emporia juga membantu masyarakat pedesaan yang salah satu keluarganya bekerja di luar negeri untuk mempermudah pengiriman uang kembali ke desa dengan biaya rendah. 

"Meskipun ini juga baru  satu tahun beroperasi dan baru beroperasi di 3 negara untuk melakukan service Pengiriman Uang (Remitansi), secara volume sudah mendekati  Rp1 triliun per bulan," ungkapnya. 

PT Indonesia Digital Exchange dibentuk untuk membidik pasar aset kripto di Indonesia yang memiliki potensi sangat besar untuk berkembang. 

Ini ditunjukkan dengan masuknya para pengembang kripto seluruh dunia. PT Indonesia Digital Exchange saat ini telah dipercaya sebagai Komite Aset Kripto Bursa ICDX dan menjadi salah satu pedagang aset kripto yang resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Menurutnya besarnya potensi pasar aset kripto ini terbukti dari keseriusan pemerintah untuk membuat bursa khusus untuk aset kripto yang rencananya akan mulai beroperasi tahun ini juga.

Sebelumnya diketahui bahwa BEI menghentikan sementara perdagangan saham ATIC karena terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham ATIC, Senin (21/6).

"Dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham Anabatic Technologies pada perdagangan tanggal 21 Juni 2021," ungkap BEI dalam keterbukaan informasi Jumat (18/6).

Penghentian sementara perdagangan saham ATIC dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Suspend dilakukan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasi pada saham ATIC.

Jumat (18/6) lalu, harga saham ATIC melonjak 24,53% ke Rp 1.810 per saham. Harga saham ATIC mencapai rekor tertinggi sejak pencatatan perdana pada 8 Juli 2015. 

Lonjakan harga saham ATIC terjadi sejak Selasa (15/6) lalu. Dalam empat hari berturut-turut, harga saham ATIC melonjak hingga menyentuh auto rejection atas (ARA) hampir 25% per hari. Dalam empat hari, harga saham ATIC melejit 143%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper