Bisnis.com, JAKARTA — Surat Berharga Negara (SBN) Ritel ketiga tahun ini yakni Savings Bond Ritel seri SBR010 resmi meluncur pada Senin (21/6/2021).
Luky Alfirman, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, menyampaikan pada 2021, pemerintah akan menerbitkan 7 seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel.
"Salah satunya penerbitan SBR010 hari ini untuk memperluas basis investor domestik dan memperdalam pasar keuangan," paparnya dalam sambutan peresmian peluncuran SBR010 secara online.
Adanya SBN ritel, sambung Luky, juga bertujuan agar bangsa Indonesia semakin mandiri dalam melakukan pembiayaan terhadap ekonomi dan pembangunan.
Berdasarkan informasi dari laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, masyarakat yang merupakan investor individu dapat membeli SBR010 secara online selama masa penawaran.
“Masyarakat yang berminat untuk berinvestasi di SBR010 saat ini sudah dapat melakukan registrasi dengan cara menghubungi 26 Mitra Distribusi yang telah ditetapkan melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik atau layanan online,” tulis DJPPR, seperti dikutip Bisnis, Minggu (20/6/2021).
Baca Juga
DJPPR menjelaskan, proses pemesanan pembelian SBR010 secara online dilakukan melalui 4 tahap. Pertama, registrasi/pendaftaran melalui salah satu dari 26 midis yang ditunjuk yang memiliki interface dengan sistem e-SBN.
Kedua, setelah memiliki akun, masyarakat dapat melakukan pemesanan sesuai nominal yang diinginkan, minimal Rp1 juta atau satu unit, hingga maksimal Rp3 miliar atau 3.000 unit per individu.
Ketiga, pemesan mesti melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanannya. Kemudian, keempat atau terakhir menunggu setelmen atau fiksasi pembelian. Setelah berhasil, investor akan mendapat notifikasi dan bukti pemesanan.
Adapun mitra distribusi atau midis yang dittetapkan pemerintah terdiri atas 16 bank umum, 4 perusahaan efek, dan 6 perusahaan financial technology (fintech) seperti daftar di bawah ini
SBR010 sendiri menawarkan tingkat imbal hasil atau kupon mengambang (floating with floor) sebesar 5,10 persen untuk periode 3 bulan pertama. Tingkat kupon akan disesuaikan setiap 3 bulan dengan tingkat kupon 5,10 persen berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor).
Tingkat kupon 5,10 persen berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 3,50 persen ditambah spread tetap 160 bps atau 1,60 persen.
Nantinya, jika suku bunga naik maka besaran kupon akan mengikuti suku bunga baru plus spread. Namun jika suku bunga turun maka besaran kupon akan tetap 5,10 persen karena menggunakan sistem floor.
Adapun, SBN ritel ketiga yang diterbitkan pada 2021 tersebut memiliki tenor 2 tahun dengan jatuh tempo 10 Juli 2023. Pembayaran kupon pertama pada 10 September 2021 (long coupon) dan sisanya setiap tanggal 10 setiap bulannya.
Seri SBR ritel ini merupakan obligasi negara tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (nontradable). Namun, investor dapat mengajukan early redemption setahun setelah penerbitan dengan nilai maksimal 50 persen dari setiap transaksi.
Periode pengajuan early redemption dibuka pada 27 Juli 2022 pukul 09.00 hingga 4 Agustus 2022 pukul 15.00. Kemudian tanggal setelmen early redemption pada 10 Agustus 2022.
Imbal hasil yang ditawarkan sebesar 5,47 persen merupakan tingkat tetap atau fixed rate. Pembayaran imbal hasil atau kupon akan dilakukan rutin setiap bulan dan pembayaran pertama pada 10 April 2021.