Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alkindo Naratama (ALDO) Anggarkan Capex Rp185 Miliar Tahun Ini

Sebagian capex ALDO dianggarkan untuk pembuatan mesin pengolahan kertas coklat.
Direktur Utama PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) Herwanto Sutanto (dari kanan) didampingi Direktur Erik Sutanto, dan Direktur Independen Kuswara menyampaikan penjelasan, saat paparan publik, di Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Rachman
Direktur Utama PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) Herwanto Sutanto (dari kanan) didampingi Direktur Erik Sutanto, dan Direktur Independen Kuswara menyampaikan penjelasan, saat paparan publik, di Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten bisnis kertas dan bahan kimia PT Alkindo Naratama Tbk. menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp185 miliar untuk tahun 2021. 

Direktur Utama Alkindo Naratama Herwanto Sutanto menjelaskan tahun ini emiten berkode saham ALDO tersebut akan memfokuskan capex pada anak perusahaan PT Eco Paper Indonesia yang bergerak di bidang manufaktur dari daur ulang kertas coklat yang berkembang pada masa pandemi Covid-19. 

Sebesar Rp170 miliar capex dianggarkan perseroan untuk pembuatan mesin pengolahan kertas coklat yang disebutkan Herwanto akan dikerjakan dalam dua tahap dengan total anggaran Rp370 miliar hingga Rp380 miliar. 

"Tahun ini tadi saya sampaikan Rp170 miliar akan keluar dalam bentuk investasi kita dalam Eco Paper,” ungkap Herwanto melalui paparan publik perseroan, Kamis (17/6/2021).  

Sementara itu, Herwanto melanjutkan sisa dana sebesar Rp15 miliar sebagian besar juga akan diperuntukkan bagi anak perusahan PT Alfa Polimer Indonesia. Sedangkan untuk anak perusahaan lainnya PT Swisstex Naratama Indonesia anggaran capex akan menjadi yang terkecil. 

Keputusan tersebut, kata Herwanto, guna mendukung strategi bisnis perusahaan yang akan berkonsentrasi pada subsegmen kertas dalam satu hingga dua tahun ke depan. 

“Kita konsentrasi dalam satu, dua tahun ini ada di  subsegmen kertas, jadi fokus kita ada di kertas, kalau yang di chemical itu akan lebih banyak minor investment,” papar Herwanto. 

Sebelumnya pada kuartal I/2021, Herwanto mengungkapkan pertumbuhan penjualan perseroan salah satunya berasal dari tren kenaikan e-commerce dan sektor fast-moving consumer goods (FMCG). 

Permintaan terhadap kertas coklat ini menurutnya meningkat. Pada tahun ini, perseroan melihat industri FMCG sektor makanan kemasan masih menunjukkan pertumbuhan yang relatif baik dan lebih bervariasi dari tahun ke tahun. 

Ditambah lagi menurutnya kertas coklat menjadi bagian dari tren serta gaya hidup yang lebih ramah lingkungan jika dibandingkan jenis kemasan lain. Menurutnya tren dan kesadaran untuk menggunakan lebih sedikit plastik menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ALDO.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper