Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Menguat Terkerek Pelemahan Dolar, Investor Fokus Data Inflasi AS

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, ditutup menguat US$6,8 atau 0,36 persen ke posisi US$1.898,80 per troy ounce.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mempertahankan kenaikannya untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Senin (7/6/2021), setelah dolar melemah.

Sementara itu, investor menunggu data inflasi AS pekan ini untuk kejelasan tentang kapan Federal Reserve mungkin mulai mengurangi langkah-langkah dukungan ekonomi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, ditutup menguat US$6,8 atau 0,36 persen ke posisi US$1.898,80 per troy ounce. Akhir pekan lalu (4/6), emas berjangka terangkat US$18,7 atau 1 persen ke US$1.892 per troy ounce.

Emas menguat sekitar satu persen pada Jumat pekan lalu, setelah laporan pekerjaan bulanan AS yang lebih lemah dari perkiraan menenangkan kekhawatiran terhadap langkah Fed yang akan memangkas stimulus moneter dalam waktu dekat.

Ahli strategi pasar senior di RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan meskipun emas cukup bullish, komentar Menteri Keuangan AS Janet Yellen membatasi kenaikan harga lebih lanjut.

Yellen mengatakan pada Minggu (6/6) bahwa rencana pengeluaran senilai US$4,0 triliun dari Presiden Joe Biden akan baik untuk AS, bahkan jika stimulus tersebut dapat meningkatkan inflasi dan menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi.

"Hal besar yang ditunggu orang adalah rencana The Fed pada pelonggaran dan juga pada suku bunga, dan jika The Fed tetap diam selama satu atau dua minggu ke depan ... Anda bisa melihat pergerakan menuju US$1.900," kata Haberkorn, seperti dikutip dari Antara, Selasa (8/6/2021).

Kegagalan untuk menembus di atas US$1.900 dapat mendorong emas turun, tergantung pada sikap The Fed, katanya pula.

Sementara itu, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya jatuh 0,2 persen, meningkatkan daya tarik emas bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.

Namun demikian, kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10 tahun sedikit membatasi pertumbuhan emas.

Inflasi akan tetap menjadi fokus, dengan laporan indeks harga konsumen AS akan dirilis pada Kamis (10/6), dan pertemuan bank sentral dijadwalkan di Eropa dan Kanada.

“Kita mungkin melihat lebih banyak volatilitas di pasar ekuitas, yang akan meningkatkan nilai emas sebagai tempat berlindung yang aman (dan) sebagai perlindungan terhadap inflasi," kata analis Commerzbank Eugen Weinberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper