Bisnis.com, JAKARTA - Emiten operator jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mengungkapkan trafik jalan tol sudah kembali seperti sedia kala setelah libur lebaran 2021.
Adapun, kebijakan larangan mudik yang diterapkan pemerintah pada periode lebaran sempat menekan trafik lalu lintas di jalan tol. Padahal biasanya periode libur lebaran menjadi salah satu “masa panen” pendapatan jalan tol Jasa Marga lewat arus mudik dan arus balik.
Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto mengatakan secara garis besar trafik jalan tol sudah bertumbuh. Di beberapa ruas seperti Transjawa bahkan arus lalu lintas sudah di atas level normal karena terdapat pengalihan moda transportasi dari pesawat ke mobil.
“Setelah larangan mudik selesai, trafik kembali seperti sedia kala,” kata Adri kepada Bisnis, Selasa (8/6/2021).
Kendati demikian, lanjut Adri, trafik di beberapa ruas tol memang terpantau masih rendah. Hal itu disebabkan oleh aktivitas sekolah yang belum dibuka dan beberapa tempat pariwisata yang masih sepi.
Analis RHB Sekuritas Ryan Santoso dan Andrey Wijaya menjelaskan pendapatan jalan tol Jasa Marga sebenarnya sudah pulih pada awal April, naik mencapai 9 persen di atas pendapatan sebelum pandemi.
Baca Juga
Kendati demikian, kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah pada libur lebaran 2021 membuat trafik lalu lintas di jalan tol turun sesaat.
“Kami yakin pendapatan jalan tol akan meningkat lagi pada Juni,” tulis Ryan dan Andrey dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Selasa (8/6/2021).
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, emiten dengan kode saham JSMR ini mencatatkan pendapatan senilai Rp8,76 triliun. Realisasi tersebut turun 13,50 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp10,13 triliun.
JSMR pun mengalami tekanan laba hingga 77,29 persen pada 2020 menjadi Rp501,04 miliar dari sebelumnya Rp2,20 triliun.
Di sisi lain, total aset perseroan mengalami pertumbuhan 4,42 persen menjadi Rp104,08 triliun. Ekuitas tercatat naik 6,85 persen menjadi Rp24,77 triliun begitu pula liabilitas naik 3,68 persen menjadi Rp79,31 triliun.