Bisnis.com, JAKARTA - Pendapatan emiten operator jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. ditaksir bisa rebound bulan ini setelah terkontraksi saat lebaran.
Sejumlah analis pun mempertahankan rekomendasi beli untuk saham dengan sandi JSMR tersebut.
Analis RHB Sekuritas Ryan Santoso dan Andrey Wijaya menjelaskan pendapatan jalan tol Jasa Marga sebenarnya sudah pulih pada awal April, naik mencapai 9 persen di atas pendapatan sebelum pandemi.
Kendati demikian, kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah pada libur Lebaran 2021 membuat trafik lalu lintas di jalan tol turun sesaat.
“Kami yakin pendapatan jalan tol akan meningkat lagi pada Juni,” tulis Ryan dan Andrey dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Selasa (8/6/2021).
Adapun, pada awal April 2021 ini Jasa Marga melaporkan pendapatan jalan tol meningkat 7 persen - 9 persen di atas level sebelum pandemi Covid-19. Kenaikan itu ditopang oleh peningkatan trafik jalan tol dan penyesuaian tarif pada pekan pertama dan kedua April.
Baca Juga
Realisasi itu kontras dengan penurunan pendapatan JSMR pada kuartal I/2021. Pelemahan kinerja pada awal tahun disebabkan oleh pembatasan sosial yang lebih ketat akibat lonjakan kasus Covid-19 pasca libur tahun baru.
Lebih lanjut, trafik jalan tol Jasa Marga kembali turun pada pekan kedua Mei hingga Lebaran 2021. Pada periode tersebut, pendapatan JSMR pun terkoreksi 17 persen ke bawah level sebelum pandemi.
RHB Sekuritas memperkirakan pendapatan operator jalan tol pelat merah ini bisa naik lagi setelah pemerintah melonggarkan pembatasan pergerakan antarkota mulai akhir Mei 2021.
Selain trafik jalan tol yang pulih, pendapatan JSMR juga terkerek oleh penyesuaian tarif tol yang sudah disetujui yaitu tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi dan tol Cinere-Serpong.
Sejak awal tahun ini, sudah terdapat tiga penyesuaian tarif tol Jasa Marga yaitu di tol Bogor Ring Road seksi 3 A, tol Ngawi-Kertosono, dan tol Sedyatmo. Penyesualian tarif dilakukan setelah pada tahun lalu perseroan menunda memberlakukan tarif baru untuk semua ruas tol.
RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham JSMR dengan target harga yang lebih rendah Rp5.200. Target harga itu mencerminkan EV/EBITDA 10,6 kali/9,3 kali yang mendekati -1 Standar Deviasi dari EV/EBITDA 10 tahun.
Tim Riset J.P. Morgan Sekuritas Indonesia juga memberikan rekomendasi overweight untuk saham JSMR dan menurunkan target harga menjadi Rp5.200.
“Pergerakan harga saham JSMR pada 2020 sangat berkorelasi dengan pemulihan volume trafik, tapi hubungan itu sepertinya tidak berlanjut pada 2021 secara year-to-date,” tulis Tim Riset J.P. Morgan Sekuritas dalam riset.
Tahun ini beberapa faktor yang dapat memengaruhi harga saham JSMR disebut berasal dari rencana divestasi aset ke Indonesia Investment Authority (INA), outlook belanja modal jangka panjang yang kembali agresif, dan perkembangan kasus Covid-19.
Di lantai bursa, saham JSMR melemah 1,01 persen menjadi Rp3.920 pada pukul 11.16 WIB, Selasa (8/6/2021). Kapitalisasi pasar tercatat Rp28,45 triliun.