Bisnis.com, JAKARTA - Emiten jasa kontraktor minyak dan gas, PT Elnusa Tbk., bakal mengembangkan teknologi geothermal sebagai salah satu upaya strategis perseroan ke bisnis energi baru terbarukan (EBT).
Pengembangan teknologi tersebut akan dilakukan bersama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) yaitu dengan membuat teknologi pengukuran laju aliran dua fasa atau (two phase flow meter) sebagai terobosan teknologi geothermal pertama di dunia.
Kedua perseroan itu telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pengembangan teknologi pada Kamis (3/6/2021) di Menara Cakrawala, Jakarta.
Adapun, kerja sama akan diawali dengan pemanfaatan teknologi pada field prototype untuk uji operasi di lapangan panas bumi sebelum dapat dimanfaatkan secara luas.
Direktur Utama Elnusa Ali Mundakir mengatakan bahwa kerja sama di bidang geothermal itu merupakan salah satu langkah strategis perseroan untuk masuk lebih jauh ke dalam bisnis energi baru terbarukan atau EBT.
Emiten berkode saham ELSA itu memiliki kompetensi yang unggul pada sisi engineering dan fabrikasi, serta pemasaran produk-produk peralatan teknis yang digunakan dalam operasional geothermal.
Baca Juga
Sementara itu, PGE memiliki kemampuan teknis dan ilmiah untuk melakukan inovasi atas peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam operasional geothermal.
“Dengan keunggulan tersebut maka aliansi strategis korporasi bersama dengan PGE ini akan membuat keduanya tumbuh dan maju bersama. [..] kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam pengembangan potensi energi baru terbarukan di Indonesia yang dapat mendorong transisi energi di Indonesia,” ujar Ali dikutip dari keterangan resminya, Kamis (3/6/2021).
PJS Corporate Communication Jayanty Maulina mengatakan bahwa kerja sama ini masih dalam tahapan awal berbentuk prototype sehingga belum terlihat nilai bersih investasi atas pengembangan teknologi itu.
“Untuk belanja modal pasti akan muncul, tetapi besarannya masih belum dapat dipastikan karena ini masih dalam kajian tim mengenai operasional dan pengembangan produknya,” ujar Jayanty kepada Bisnis, Kamis (3/6/2021).
Kendati demikian, ELSA melihat potensi yang cukup besar dari pengembangan teknologi itu terhadap bisnis perseroan, apalagi jika teknologi sudah berhasil dikomersialisasi.
Di sisi lain, Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto mengatakan bahwa kerjasama ini merupakan bentuk komitmen mendayagunakan pengalaman PGE sebagai perusahaan pioneer yang memiliki sejarah pengalaman panjang dalam mengelola pemanfaatan energi bersih panas bumi di Indonesia.
Dia menjelaskan, pengalaman teknis PGE ini dibangun melalui rekam jejak panjang PGE dalam mengelola energi bersih panas bumi di Indonesia selama hampir 40 tahun.
“Setelah dilakukan uji operasi, teknologi ini diharapkan dapat digunakan secara luas sebagai kontribusi PGE terhadap pengembangan teknologi geothermal baik di Indonesia maupun dunia internasional,” ujar Ahmad Yuniarto.
Adapun, teknologi ukur laju aliran fluida dua fasa (two phase flow meter) geothermal ini diciptakan oleh pekerja PGE melalui serangkaian penelitian di Indonesia dan Selandia Baru.
Ahmad mengaku hingga saat ini belum ada teknologi pengukuran secara real-time fluida geothermal pada sumur produksi.
“Dengan inovasi ini maka dapat diperoleh real-time data untuk memastikan operational excellence performa suatu sumur panas bumi sehingga dapat menjaga kualitas sumur tersebut.” papar Ahmad.