Bisnis.com, JAKARTA - Salah seorang komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) meminta memberhentikan pembayaran honorarium bulanan sampai rapat pemegang saham mendatang. Dia pun mengungkapkan 7 penyebab keuangan Garuda dalam kondisi kritis.
Komisaris Garuda Indonesia Peter F. Gontha melalui akun Facebooknya, merilis surat yang Dewan Komisaris Garuda Indonesia yang berisi permohonannya kepada para anggota Komisaris.
Dalam suratnya, Gontha meminta untuk tidak dibayar honorariumnya mulai Mei 2021 hingga rapat pemegang saham mendatang.
"Maka Kami mohon, demi 'sedikit meringankan' beban perusahaan, untuk segera, mulai bulan Mei 2021, yang memang pembayarannya ditangguhkan, memberhentikan pembayaran honorarium bulanan kami sampai rapat pemegang saham mendatang, dimana diharapkan adanya keputusan yang jelas dan mungkin sebagai contoh bagi yang lain agar sadar akan kritisnya keadaan perusahaan," begitu ungkapnya dalam surat tersebut, dikutip Rabu (2/6/2021).
Dalam suratnya, Komisaris Garuda yang baru diangkat dalam RUPS 2020 ini mengungkapkan penyebab kondisi kritisnya keuangan Garuda Indonesia.
Dia menyebutkan setidaknya terdapat tujuh hal yang menjadi penyebab kritisnya keuangan emiten berkode GIAA ini.
Baca Juga
Pertama, tidak adanya penghematan biaya operasional antara lain GHA. Kedua, tidak adanya informasi mengenai cara dan narasi negosiasi dengan lessor.
Ketiga, tidak adanya evaluasi atau perubahan penerbangan atau rute yang merugi. Keempat, arus kas manajemen yang tidak dapat dimengerti.
Kelima, keputusan yang diambil Kementerian BUMN secara sepihak tanpa koordinasi dan tanpa melibatkan Dewan Komisaris. Keenam, saran komisaris yang oleh karenanya tidak diperlukan. Ketujuh, aktivitas komisaris yang oleh karenanya hanya 5j am-6 jam per minggu.
Surat ini pun dibuat tembusannya untuk Direktur Keuangan Garuda Indonesia.