Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terimpit Sentimen Global, IHSG Alami Koreksi 2,78 Persen Sepekan

Per penutupan perdagangan pekan ini kapitalisasi pasar menyusut hingga level Rp6.856,21 triliun.
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Sentimen global menjadi penyebab utama indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak dengan kecenderungan melemah pada pekan pertama pasca libur Idulfitri. Tercatat, IHSG anjlok hingga 2,78 persen pekan ini.

Indeks komposit menutup pergerakannya di level 5.773,12 pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (21/5/2021) setelah terkoreksi 0,42 persen. Adapun sepanjang pekan ini IHSG terpantau melemah 2,78 persen dari posisi terakhir sebelum Lebaran.

Adapun per penutupan perdagangan pekan ini kapitalisasi pasar menyusut hingga level Rp6.856,21 triliun.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan tren koreksi yang menerpa IHSG sepanjang pekan ini lebih disebabkan oleh sentimen global, khususnya kondisi pasar dan ekonomi di Amerika Serikat.

Hans menuturkan, naiknya inflasi AS ke level 4,2 persen yang menandakan pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam tersebut telah semakin cepat menimbulkan kekhawatiran para pelaku pasar bahwa The Fed akan mengubah kebijakannya.

Hal tersebut juga diperparah oleh risalah rapat The Fed yang mengungkapkan bahwa pendapat untuk melakukan pengurangan pembelian obligasi secara bertahap atau tapering off kembali mencuat.

“Melihat sejarahnya, biasanya tapering ini akan menimbulkan goncangan ke emerging market, termasuk Indonesia,” kata Hans ketika dihubungi Bisnis, Jumat (21/5/2021)

Dari regional, sentimen negatif datang dari peningkatan kasus Covid-19 yang kembali terjadi di kawasan Asia, seperti tsunami Covid di India. Tak hanya itu, beberapa negara tetangga Indonesia juga telah kembali memberlakukan lockdown seiring pertambahan kasus.

“Pelaku pasar khawatir aka nada gelombang Covid lagi di Asia sehingga belakangan ini pun bursa Asia sama-sama memerah,” ujar Hans lebih lanjut.

Sementara itu, di Indonesia sendiri meski ada kekhawatiran serupa terkait dengan aktivitas Lebaran 2021, sejauh ini belum ada peningkatan kasus signifikan yang tercatat sehingga belum memberikan dampak langsung ke pasar modal.

Di sisi lain, data-data ekonomi Indonesia juga masih cenderung positif, seperti rilis neraca dagang bulan ini yang menunjukkan surplus sehingga sempat mengangkat IHSG untuk berbalik menguat di pertengahan pekan.

Hans mengatakan setelah kini bergerak di kisaran 5.700, potensi koreksi IHSG akan cenderung terbatas dan momentum ini dapat dimanfaatkan pelaku pasar yang memiliki horizon investasi panjang untuk melakukan akumulasi beli.  

“Untuk penurunan lebih lanjut terjadi jika ada peningkatan kasus [Covid-19] yang sangat signifikan ya.,” pungkasnya.

Sementara itu, Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher mengatakan secara teknikal tekanan jual masih cukup tinggi sehingga IHSG masih berpotensi melanjutkan pelemahannya dalam jangka menengah

“Investor juga akan cenderung wait and see dikarenakan akan menanti kebijakan Bank Indonesia terkait suku bunga dan perekonomian di kuartal II-2021,” kata Denies dalam riset hariannya, seperti dikutip Bisnis, Jumat (21/5/2021)

Dia memperkirakan IHSG bergerak dalam tren bearish dengan level resistance pertama di 5.826 dan level resistance kedua di 5.880. Adapun, support pertama indeks ada di level  5.730 dan support kedua di level 5.688.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper