Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di hari ini, Rabu (19/5/2021).
Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.313 per dolar AS, turun 13 poin atau 0,09 persen dari posisi Selasa (18/5/2021) Rp14.300 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan hari ini, rupiah di pasar spot ditutup melemah 17,5 poin atau 0,12 persen di posisi Rp14.290 per dolar AS.
Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rupiah masih memiliki peluang untuk melanjutkan penguatannya.
Penguatan rupiah terjadi bersamaan dengan mayoritas mata uang Asia lainnya. Dolar Taiwan menguat paling tinggi yakni 0,60 persen, diikuti dolar Singapura yang naik 0,46 persen dan won Korea Selatan yang naik 0,41 persen.
Hal ini seiring adanya kekhawatiran atas laju pemulihan global bakal kembali merayap menyusul gejolak kasus virus Covid-19 di beberapa bagian Asia. Di sisi lain, investor juga menanti rilis hasil pertemuan The Fed.
Dari dalam negeri, pemerintah terus menyuarakan, pertumbuhan ekonomi akan tumbuh 7 persen di kuartal II tahun ini. Namun Ibrahim menilai impian tersebut masih bertolak belakang dengan realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I yang masih resesi.
Meskipun demikian, dia menyebut tak menutup kemungkinan optimisme mimpi besar pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 akan tumbuh 7 persen akan terealisasi karena banyak sektor yang sudah kembali berjalan mendekati normal.
“Salah satunya Industrial produk sudah mulai bergerak normal kembali, Ritel sudah menggeliat, konsumsi masyarakat sudah lebih baik, BLT terus di kucurkan, dana bantuan UMKM terus disalurkan dan vaksinasi terus digencarkan, bahkan pemerintah sudah menyuntikan vaksin sebanyak 23 juta dosis,” ujar dia.