Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mengalami penurunan sebagai dampak dari data inflasi Amerika Serikat pada April 2021 melampaui perkiraan pasar.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (12/5/2021), penurunan harga emas diakibatkan oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS dan nilai tukar dolar AS, menyusul data inflasi negara tersebut melonjak.
Harga emas spot terkoreksi 0,9 persen menjadi US$1.820,86 per ounce di New York setelah kabar mengenai inflasi AS pada April. Sebelumnya, harga emas sempat mencapai US$1.845.51 per ounce pada Senin (10/5/2021), tertinggi sejak 11 Februari 2021.
“Harga emas kira-kira 50 persen berkorelasi dengan obligas AS. Naiknya inflasi yag direspons oleh melemahnya Wall Street menunjukkan bahwa investor khawatir bahwa The Fed mungkin segera mengetatkan suku bunga acuannya," kata Jay Hatfield, Presiden Infrastructure Capital Management.
Adapun, laju inflasi Amerika Serikat pada April 2021 meningkat dengan laju tertinggi sejak tahun 2009.
Berdasarkan data Bloomberg, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) naik 0,8 persen pada April 2021 dari bulan sebelumnya.
CPI ditopang rekor kenaikan harga mobil bekas karena permintaan yang meningkat. Sementara itu, CPI inti yang tidak termasuk komponen makanan dan energi naik 0,9 persen dibandingkan bulan Maret. Lonjakan CPI inti ini terbesar sejak 1982.
Sebelumnya, median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memperkirakan CPI naik 0,2 persen, sedangkan CPI inti meningkat 0,3 persen. Imbal hasil obligas AS bertenr 10 tahun menjadi 1,647 persen mengikuti data tersebut.
Sementara itu, secara tahunan, CPI melonjak menjadi 4,2 persen yoy, terdistorsi oleh perbandingan dengan indeks yang tertekan pandemi pada April 2020.