Bisnis.com, JAKARTA - PT Indika Energy Tbk. membuka peluang untuk melakukan divestasi aset bisnis batu bara sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kontribusi pendapatan sektor non batu bara.
Wakil Direktur Utama dan CEO Indika Energy Azis Armand mengatakan bahwa perseroan menargetkan kontribusi pendapatan perseroan untuk sektor non batu bara naik menjadi 50 persen terhadap keseluruhan pendapatan pad 2025.
Selain aktif melakukan investasi di sektor non batu bara, emiten berkode saham INDY itu membuka peluang untuk melakukan divestasi aset batu bara sebagai salah satu menurunkan eksposur pendapatan di batu bara.
“Kami buka semua kemungkinan strategi yang berkaitan dengan aset kami di sektor batu bara, apakah itu divestasi, atau dikerjasamakan, atau buat joint partner,” ujar Azis saat paparan publik, Senin (3/5/2021).
Adapun, hingga kuartal I/2021 pendapatan sektor batu bara masih berkontribusi sekitar 86,6 persen dari total pendapatan perseroan, sedangkan non batu bara hanya berkontribusi sebesar 13,4 persen.
Jika lebih diperinci, pendapatan dari anak usaha PT Kideco Jaya Agung saja berkontribusi sebesar 65,1 persen dari keselurhan pendapatan INDY.
Baca Juga
Di sisi lain, INDY akan memprioritaskan investasi di sektor non batu bara dengan fokus ke empat sektor, yaitu sektor infrastruktur logistik, tambang mineral, energi baru terbarukan (EBT), dan teknologi.
“Untuk diversifikasi usaha, investasi yang kami siapkan selama 5 tahun mendatanng hampir mencapai US$1 miliar,” ujar Azis.
Di sektor infrastruktur logistik perseroan sudah memiliki terminal tangki penyimpanan BBM di Kalimantan Timur dengan kapasitas 96 juta liter dan akan melakukan pengembangan proyek penyimpanan BBM di wilayah lainnya.
Di tambang mineral, INDY memiliki 45,8 persen kepemilikan di proyek tambang emas Awak Mas dan mempunyai opsi untuk meningkatkan kepemilikan menjadi 56,7 persen.
Di sektor EBT, terbaru INDY mendirikan entitas usaha PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) yang akan berfokus pada pengembangan dan penjualan kendaraan listrik roda dua. Selain itu, perseroan mendirikan perusahaan patungan dengan Fourth Partner Energy untuk menggarap proyek tenaga listrik.
“Ke depan, kami juga mulai eksplor di Biomass-wood pallet, menjajaki potensi karena kami memiliki konsesesi Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusahaan Huran (HPA) untuk potensi carbon credit,” papar Azis.