Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rugi Menyusut pada Kuartal I/2021, Indika Energy (INDY) Lihat Peluang Perbaiki Kinerja

Peluang perbaikan kinerja ini sejalan dengan tren kenaikan harga batu bara.
Aktivitas kontrak pertambangan PT Petrosea Tbk. Anak usaha Indika Energy ini memiliki pengalaman 48 tahun di bidang kontraktor pertambangan./petrosea.com
Aktivitas kontrak pertambangan PT Petrosea Tbk. Anak usaha Indika Energy ini memiliki pengalaman 48 tahun di bidang kontraktor pertambangan./petrosea.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan batu bara, PT Indika Energy Tbk., berhasil menekan rugi bersih pada kuartal I/2021. Perseroan melihat peluang perbaikan kinerja tahun ini seiring dengan tren kenaikan harga batu bara dunia.

Berdasarkan laporan keuangan, emiten berkode saham INDY itu mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$9,36 juta pada kuartal I/2021. Jumlah itu menyusut dibandingkan dengan rugi kuartal I/2020 sebesar US$21,02 juta.

Namun, pendapatan INDY turun 9,2 persen menjadi US$582,17 juta pada kuartal I/2021 dari US$641,50 juta pada kuartal I/2020. Padahal, harga jual rata-rata batu bara INDY naik 5 persen menjadi US$45,2 per ton dibandingkan dengan kuartal I/2020 sebesar US$43 per ton.

Direktur Indika Energy Retina Rosabai mengatakan bahwa penurunan kinerja pendapatan karena tekanan kinerja yang masih dirasakan oleh beberapa anak usaha seperti Tripatra, PT Petrosea Tbk. (PTRO), dan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS), tetapi berhasil diimbangi oleh kenaikan kinerja dari PT Kideco Jaya Agung, PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU), dan PT Interport Mandiri Utama.

Dia pun menjelaskan bahwa secara garis besar bahwa kinerja perseroan membaik pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnnya.

Kendati masih merugi, Retina menyebutkan bahwa laba inti perseroan naik dari US$900.000 pada kuartal I/2020 menjadi US$12,5 juta pada kuartal I/2021.

Oleh karena itu dengan pencapaian kinerja kuartal I/2021, INDY melihat peluang untuk memperbaiki kinerjanya tahun ini seiring dengan kenaikan harga batu bara dunia.

“Selama harga batu bara masih berada di atas rata-rata harga 2020, kinerja selanjutnya akan jauh lebih baik dibanndingkan dengan tahun lalu. Dengan perbaikan harga itu, dan cost eficiency yang sekarang dilakukan, kerugian kami pada kuartal I/2021 juga sudah turun jadi US$9 juta,” ujar Retina saat paparan publik, Senin (3/5/2021).

INDY memperkirakan harga jual rata-rata batu bara sepanjang 2021 berada di kisaran US$42,2 juta. Sementara itu, cash cost di luar royalit di kisaran US$27,5 per ton untuk sepanjang 202.

Adapun, pertumbuhan kinerja juga terjadi dari sisi operasional. Volume produksi Kideco pada kuartal I/2021 sebesar 9,1 juta ton, naik 3,4 persen dibandingkan dengan produksi kuartal I/2020 sebesar 8,8 juta ton.

Volume overburden removal PTRO naik 1,5 persen menjadi 27,6 juta bcm pada kuartal I/2021 dari 27,2 juta bcm pada kuartal I/2020. Namun, volume barging MBSS turun 16,7 persen menjadi 6 juta tond dibandingkan dengan 7,2 juta ton pada kuartal I/2020.

Di sisi lain, INDY berencana untuk menaikkan target panduan kinerja produksi Kideco pada kuartal III/2021 seiring dengan perubahan target produksi batu bara Pemerintah Indonesia. Hingga saat ini, target produksi batu bara Kideco sebesar 30 juta ton, dan MUTU sebesar 1,3 juta ton.

Perseroan akan meninjau ulang target itu dan disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan dari kontraktor pertambangan serta marketing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper