Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Indika (INDY) Diversikasi Bisnis dari Batu Bara

Wakil Direktur Utama dan CEO Indika Energy Azis Armand mengatakan bahwa perseroan menargetkan kontribusi pendapatan di sektor non batu bara mencapai 50 persen dari total keseluruhan pendapatan konsolidasi pada 2025.
Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid./Istimewa
Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara PT Indika Energy Tbk. (INDY) terus berupaya menurunkan eksposur pendapatannya terhadap emas hitam itu dan menggenjot diversifikasi portofolio bisnisnya di berbagai sektor.

Wakil Direktur Utama dan CEO Indika Energy Azis Armand mengatakan bahwa perseroan menargetkan kontribusi pendapatan di sektor non batu bara mencapai 50 persen dari total keseluruhan pendapatan konsolidasi pada 2025.

Untuk mencapai hal itu, emiten berkode saham INDY itu akan memprioritaskan investasi di sektor non batu bara dengan fokus ke empat sektor, yaitu sektor infrastruktur logistik, tambang mineral, energi baru terbarukan (EBT), dan teknologi.

“Untuk diversifikasi usaha, investasi yang kami siapkan selama 5 tahun mendatanng hampir mencapai US$1 miliar,” ujar Azis saat paparan publik, Kamis (3/5/2021).

Lebih perinci, di sektor infrastruktur logistik perseroan sudah memiliki terminal tangki penyimpanan BBM di Kalimantan Timur dengan kapasitas 96 juta liter dan akan melakukan pengembangan proyek penyimpanan BBM di wilayah lainnya.

Di tambang mineral, INDY memiliki 45,8 persen kepemilikan di proyek tambang emas Awak Mas dan mempunyai opsi untuk meningkatkan kepemilikan menjadi 56,7 persen.

Di sektor EBT, terbaru INDY mendirikan entitas usaha PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) yang akan berfokus pada pengembangan dan penjualan kendaraan listrik roda dua. Selain itu, perseroan mendirikan perusahaan patungan dengan Fourth Partner Energy untuk menggarap proyek tenaga listrik.

“Ke depan, kami juga mulai eksplor di Biomass-wood pallet, menjajaki potensi karena kami memiliki konsesesi Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusahaan Huran (HPA) untuk potensi carbon credit,” papar Azis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper