Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sigit Muhartono Dirut Baru BUMN Perinus, Ini Tugasnya

Perindo dan Perinus adalah dua BUMN dengan aset relatif kecil namun memiliki peran penting jika berhasil dioptimalkan pemerintah untuk kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir.
Nelayan menimbang ikan hasil tangkapan di Pelabuhan Ikan Muara Angke, Jakarta, Senin (8/5)./Antara-Aprillio Akbar
Nelayan menimbang ikan hasil tangkapan di Pelabuhan Ikan Muara Angke, Jakarta, Senin (8/5)./Antara-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengganti Direktur Utama PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menunjuk Sigit Muhartono sebagai Direktur Utama (Dirut) baru Perinus menggantikan Farida Mokodompit yang baru menjabat sejak 9 Juli 2020.

Penunjukan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Nusantara Nomor SK-138/MBU/04/2021 tanggal 29 April 2021 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Nusantara.

Sebagai Dirut baru Perinus, Sigit Muhartono menghadapi sejumlah tugas penting yang salah satunya adalah memuluskan proses merger antara Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) dengan PT Perinus menjelang pembentukan holding BUMN klaster pangan.

Pemerintah berupaya mendongkrak bisnis maritim melalui merger dua BUMN perikanan tersebut. Targernya merger terlaksana pada semester pertama 2021.

Konsep bisnis merger Perindo dan Perinus akan membentuk konsolidasi baru di sektor perikanan. Selama ini Perindo lebih banyak berperan dalam pengelolaan pelabuhan perikanan dan budi daya, sedangkan Perinus dalam bidang perikanan tangkap.

Bisnis pelabuhan Perindo antara lain Pelabuhan Perikanan Jakarta, Pelabuhan Perikanan Belawan, Pekalongan, Pemangkat, Brondong, Prigi, Lampulo Tarakan dengan menyediakan enam unit sarana produksi cold storage berkapasitas 3.200 ton, empat unit pengelolaan ikan, layanan docking, kapal tangkap dan tampung, pabrik es, hingga fasilitas pengolahan air laut (SWRO).

Perindo juga memiliki budi daya dengan lokasi tambak seluas 38 hektare, keramba jaring apung 427 holes. BUMN itu juga memiliki pabrik pakan ikan serta udang berkapasitas produksi 6 ton per jam. 

Sedangkan Perinus cukup mendapat tempat dalam bisnis penangkapan dan pembelian ikan dari nelayan, serta pengelolaan ikan mulai dari ikan segar, ikan beku, dan ikan fillet.

Dua BUMN kecil ini diharapkan lebih memiliki daya saing karena menjalankan dari hulu ke hilir.

Proses merger Perindo dan Perinus merupakan satu dari tiga merger BUMN pangan yang akan dijalankan sebagai bagian proses pembentukan holding BUMN klaster pangan.

Peraturan Pemerintah (PP) mengenai holding BUMN klaster pangan tersebut diharapkan sudah terbit pada kuartal III tahun ini. Terdapat delapan BUMN yang akan bergabung ke dalam klaster pangan dalam rangka persiapan sebagai holding. Delapan BUMN tersebut adalah Sang Hyang Seri, Pertani, PT Perikanan Nusantara, Perum Perikanan Indonesia, Berdikari, PT Garam, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan BGR Logistics.

Erick Thohir dalam arahannya kepada Dirut baru Perinus, menyampaikan Kementerian BUMN sedang melihat bagaimana Perinus dan Perindo mau di merger tetapi kedua BUMN perikanan ini tidak lagi memiliki kapal-kapal.

"Kalau Perinus dan Perindo memiliki kapal maka mereka akhirnya mematikan nelayan. Namun bagaimana Perinus dan Perindo bisa bersinergi antara Kementerian BUMN dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lebih bagus membangun cold chain," ujar Erick dalam Rakernas Hipmi seperti dilansir Antara, Senin (3/5/2021). 

Cold chain adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang bertujuan untuk menjaga suhu agar produk tetap terjaga selama proses pengumpulan, pengolahan, dan distribusi komoditas hingga ke tangan konsumen. Cold chain dalam perikanan dapat digunakan untuk mengoptimalkan suhu dan kualitas kesegaran ikan.

Tantangan yang dihadapi dalam membangun cold chain sebagai fokus kedua BUMN perikanan tersebut adalah siapa yang akan menjadi penjamin pembelian hasil nelayan atau offtaker

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper