Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Intiland Development Tbk. mampu membukukan kenaikan pendapatan walau industri properti terdampak pandemi pada 2020.
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2021, emiten dengan kode saham DILD mencatatkan pendapatan senilai Rp2,89 triliun. Nilai tersebut naik 5,68 persen dibandingkan 2019 senilai Rp2,73 triliun.
Dalam laporan Investor Update yang dirilis hari ini, Jumat (30/4/2021), manajemen Intiland menjelaskan marketing sales pada 2020 banyak disumbangkan oleh segmen mixed use dan gedung tinggi.
Segmen mixed use dan gedung tinggi mencatatkan penjualan senilai Rp1,83 triliun atau naik 64,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,11 triliun.
“Pendapatan dari proyek mixed use dan gedung tinggi utamanya dari penjualan Graha Golf, Rosebay, Spazio Tower, Praxis, 1Park Avenue, Sumatra36, Regatta, dan Aeropolis,” tulis manajemen Intiland, Jumat (30/4/2021).
Sementara penjualan rumah tapak (landed residential) terkoreksi 54,1 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp432,8 persen dan penjualan lahan industri turun 39,1 persen yoy menjadi Rp36,7 miliar.
Baca Juga
Beberapa proyek utama rumah tapak Intiland a.l. penjualan unit rumah di Graha Natura, Serenia Hills, 1Park Homes, Talaga Bestari, Magnolia Residence, Graha Famili Estate, South Grove, dan Griya Semanan.
Sebagai tambahan, juga ada penjualan lahan di Pantai Timur, Surabaya, seluas 3,2 hektare senilai 58,3 miliar. Selain itu, penjualan lahan industri sebagian besar dari Ngoro Industrial Park.
Pendapatan dari lini pengembang masih menjadi kontributor utama terhadap pendapatan perseroan sebesar 79,6 persen atau naik 8,9 persen yoy.
Di sisi lain, pendapatan berulang (recurring) mengalami pelemahan 5,3 persen yoy menjadi Rp589,9 miliar pada 2020. Pendapatan berulang berkontribusi sebesar 20,4 persen terhadap total pendapatan DILD.
Kendati pendapatan naik, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Intiland merosot 69,47 persen menjadi Rp76,76 miliar pada 2020 dari posisi Rp251,43 miliar pada 2019.
Adapun, hal itu turut disebabkan oleh dampak pendiskonan aset dan liabilitas keuangan bersih senilai minus Rp316,33 miliar yang mana pada 2019 tidak ada.
Sementara itu, laba tahun berjalan DILD pada tahun lalu senilai Rp68,96 miliar atau turun 84,20 persen dari 2019 senilai Rp436,70 miliar.
Di lantai bursa, saham DILD menguat 1,12 persen menjadi Rp181 pada akhir sesi I, Jumat (30/4/2021). Kapitalisasi pasar tercatat Rp1,88 triliun.