Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Bukit Asam Tbk., mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal I/2021 kendati harga batu bara dunia dalam tren kenaikan.
Berdasarkan laporan keuangan, emiten berkode saham PTBA itu membukukan pendapatan sebesar Rp3,99 triliun pada kuartal I/2021. Perolehan itu turun 22 persen dibandingkan dengan perolehan kuartal I/2020 sebesar Rp5,12 triliun.
Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan juga turun menjadi Rp2,97 triliun dibandingkan dengan beban pokok kuartal I/2020 sebesar Rp3,59 triliun.
Dari itu, PTBA membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp500,51 miliar pada kuartal I/2021, lebih rendah 44,6 persen dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp903,24 miliar.
Di sisi lain, total liabilitas perseroan pada akhir Maret 2021 turun menjadi Rp6,9 triliun dibandingkan dengan posisi akhir 2020 sebesar Rp7,11 triliun. Liabilitas itu terdiri atas Rp3,7 triliun liabilitas jangka pendek dan Rp3,24 triliun liabilitas jangka panjang.
Sementara itu, total aset perseroan naik menjadi Rp24,5 triliun pada akhir kuartal I/2021 dari posisi Rp24,05 triliun pada akhir 2020. Total aset itu termasuk kas dan setara kas yang naik 2 persen dari posisi akhir 2020 menjadi Rp4,43 triliun pada akhir Maret 2021.
Baca Juga
Kendati demikian, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi PTBA pada kuartal I/2021 turun drastis 59,9 persen menjadi Rp475,6 miliar dibandingkan dengan Rp1,18 triliun pada kuartal I/2020.
Adapun, kinerja keuangan PTBA turun kendati harga batu bara dunia tengah mengalami tren kenaikan. Sepanjang tahun berjalan 2021, harga batu bara Newcastle di bursa ICE naik 11,87 persen dan berada di posisi US$90,5 per ton pada penutupan perdagangan Kamis (29/4/2021).
Di lantai bursa, pada perdagangan Jumat (30/4/2021) pagi saham PTBA turun 1,24 persen ke level Rp2.390. Sepanjang tahun berjalan, saham PTBA terkoreksi 15,3 persen.