Bisnis.com, JAKARTA – Emiten transportasi dan logistik, PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) berencana melakukan rights issue sekaligus menerbitkan convertible bond senilai Rp720 miliar.
Bagi pemegang saham yang tak melaksanakan rights issue, sahamnya akan terdilusi hingga maksimal 15,01 persen.
Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto mengungkapkan upaya ini menindaklanjuti rencana perseroan pada akhir tahun 2020. ASSA berencana menerbitkan convertible bond dengan menggunakan laporan keuangan per 31 Desember 2020.
Adapun, untuk obligasi konversi yang tidak diambil oleh para pemegang saham Perseroan, maka akan diambil oleh IFC (International Finance Corporation) yang merupakan anggota World Bank Group.
IFC dalam hal ini bertindak sebagai pembeli siaga dalam pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) tersebut.
"Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya, maka kepemilikan sahamnya akan terdilusi maksimal sebesar 15,01 persen setelah periode PMHMETD," jelasnya, Selasa (27/4/2021).
Baca Juga
Apabila pemegang Obligasi Konversi tidak mau menukarkannya menjadi saham pada tanggal jatuh tempo, maka ASSA akan melunasi Nilai Pokok Obligasi Konversi ditambah dengan Yield to Maturity sebesar 3,5 persen per tahun, ditambah 1 persen dari Nilai Pokok Obligasi Konversi pada saat tanggal jatuh tempo.
“Harapan kami jika rencana penambahan modal melalui convertible bond di Right Issue ini bisa berjalan baik, maka bisnis ASSA akan semakin berkembang dan terus mewujudkan strategi kami ke arah Sharing Economy dan Tech-Based Business sebagai kelanjutan inisiatif kami di tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Selain itu, emiten bersandi ASSA ini juga akan terus mengutamakan aspek Environment, Social dan Governance (ESG) dalam seluruh aktivitas operasional, salah satunya dengan mendorong pemanfaatan green energy di seluruh pilar bisnisnya.
Rencananya, bagi setiap pemegang 453 saham lama yang tercatat pada 14 Juni 2021, berhak memperoleh 80 HMETD baru.
Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu Obligasi Konversi pada harga pelaksanaan yaitu Rp1.200 per saham.
Obligasi Konversi ini akan dapat dikonversi sejak tanggal emisi sesuai usulan jadwal yang sedang diajukan persetujuannya hingga sebelum jatuh tempo pada 25 Juni 2023 atau selama periode 2 tahun.
Jumlah Obligasi Konversi yang ditawarkan adalah sebanyak 600 juta dan bersifat zero coupon serta diterbitkan tanpa warkat (scripless).
Melalui aksi korporasi ini, perseroan berharap dapat mengumpulkan dana sebesar Rp720 miliar.
ASSA perusahaan yang bergerak di bidang mobilitas, logistik dan penunjangnya, dengan tiga pilar bisnis utama, yaitu bisnis mobilitas (rental kendaraan, jasa pengemudi, car sharing), bisnis jual-beli kendaraan (Lelang-JBA dan Online Marketplace kendaraan-Caroline), serta end-to-end logistic (logistik dan kurir ekspress-Anteraja).