Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan CPO dari grup Triputra, PT Triputra Agro Persada Tbk., mencatatkan lonjakan laba lebih dari 300 persen disertai kenaikan pendapatan pada 2020.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten yang baru melantai 12 April 2021 lalu dengan kode saham TAPG itu mencatatkan pendapatan pada 2020 sebesar Rp5,25 triliun.
Perolehan tersebut meningkat sebanyak 21,63 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp4,33 triliun.
Sementara itu, beban penjualan dan pemasaran emiten TAPG dan entitas anaknya berhasil berkurang cukup signifikan dari Rp245,52 miliar menjadi Rp193,94 miliar pada 2020.
Walhasil, perseroan mampu mencatat laba kotor yang meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 63,25 persen menjadi Rp1,39 triliun.
Dengan capaian ini, perseroan mampu mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai 375,96 persen menjadi Rp911,07 triliun pada 2020. Sedangkan pada 2019, TAPG hanya mencatatkan laba sebesar Rp191,41 miliar.
Sementara itu, perseroan tidak mengalami perubahan total aset yang signifikan dari tahun sebelumnya. Tercatat aset TAPG alami kenaikan tipis sebesar 0,47 persen sebesar Rp12,32 triliun dibandingkan 2019 sebanyak Rp12,26 triliun.
Lebih lanjut pada laporan tahunan 2020, Triputra Agro Persada mengalami penurunan total liabilitas dari Rp6,51 triliun menjadi Rp5,67 triliun pada 2020. miliar.
Total liabilitas terdiri dari total liabilitas jangka pendek yang berkurang menjadi Rp1,91 triliun dan total liabilitas jangka panjang yang turut menyusut menjadi Rp3,75 trilun.
Di samping itu, total ekuitas perseroan alami kenaikan menjadi Rp6,66 triliun pada akhir 2020 daripada posisi akhir 2019 sebesar Rp5,58 triliun.
Di lantai bursa, pada perdagangan Senin (26/4/2021) hingga pukul 14.20 WIB harga saham TAPG terpantau melemah 3,42 persen menyusul pelemahan IHSG sehingga saat ini berada di level Rp705. Kapitalisasi pasar TAPG saat ini berada di posisi Rp14 triliun.
Berdasarkan catatan Bisnis, emiten milik konglomerat TP Rachmat dan Benny Subianto ini memiliki area tanam seluas 170.000 hektare yang tersebar di 27 perkebunan.
Segmen bisnis perseroan terbagi menjadi dua, yaitu minyak sawit dan inti kelapa sawit, serta karet. Perseroan ini juga memiliki 15 unit pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 845 ton per jam.