Bisnis.com, JAKARTA - Analis Sucor Sekuritas Hasan merekomendasikan beli untuk saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) dengan target harga Rp150 per saham seiring dengan sejumlah pengembangan bisnis yang dilakukan perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
BRMS saat ini sedang mengembangkan pabrik emas kedua di Citra Palu, Sulawesi, yang dijadwalkan rampung pada kuartal I/2022 dan tambahan kapasitas 4.000 ton bijih per hari.
Setelah rampung, volume produksi emas BRMS diperkirakan akan melonjak lebih dari 10 kali lipat.
“Sejalan dengan itu, kami memperkirakan EBITDA perseroan akan tumbuh menjadi US$104 juta pada 2022, lompat signifikan dari US$8 juta dari proyeksi EBITDA 2021 karena tahun ini BRMS memproduksi sekitar 14.626 oz dan akan menjadi 114.590 oz pada 2022,” tulis Hasan dikutip dari publikasi risetnya, Minggu (25/4/2021).
Selain itu, laba bersih 2022 diproyeksi juga melonjak menjadi US$68 juta, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi laba bersih 2021 sebesar US$3 juta dengan asumsi harga emas sepanjang 2021-2022 sekitar US$1.800 per troy ounce.
Tidak hanya itu, pada 2024 kapasitas produksi emas emiten grup Bakrie itu akan bertambah lagi sekitar 150.000 oz sehingga total volume produksi per tahun menjadi 263.649 oz.
Baca Juga
Pada titik itu, volume produksi emas tahunan BRMS akan jauh lebih tinggi daripada pertambangan emas grup Saratoga PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) yang sebesar 156.000 oz per tahun.
Di lantai bursa, pada perdagangan Jumat (25/4/2021) saham BRMS parkir di Rp87, terkoreksi 4,4 persen. Sepanjang tahun berjalan 2021, saham BRMS menguat 8,98 persen. Kapitalisasi pasar BRMS di posisi Rp8,17 triliun.
BRMS baru saja merampungkan aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp1,6 triliun.
BRMS menerbitkan 22,9 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp70 per saham. Dengan demikian, perseroan menghimpun dana segar mencapai Rp1,6 triliun. Adapun, periode pelaksanaan rights issue itu berakhir pada 9 April 2021.
Adapun, dari dana hasil rights issue itu BRMS mengalokasikan US$23 juta untuk melakukan pengeboran di beberapa prospek emas di Poboya, Palu, Sulawesi.
Dari proyek itu perseroan berharap mendapatkan tambahan sekitar 15-20 juta ton cadangan dan sumber daya bijih emas dari area itu. Hasil pengeboran akan disampaikan pada kuartal IV/2021 dan kuartal II/2022.
Selain itu, BRMS juga mengalokasikan sekitar US$5,25 juta dari hasil rights issue untuk melakukan pengeboran di beberapa prospek emas dan untuk mengembangkan lokasi tambang emas di Motomboto, Gorontalo Sulawesi.
BRMS juga akan menggunakan sekitar US$48 juta dari dana hasil rights issue untuk membangun pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas sebesar 4.000 ton bijih per hari di Poboya, Palu.
Konstruksi pabrik tersebut akan dimulai pada pertengahan 2022 dan diperkirakan selesai dan dapat beroperasi di kuartal I/2024.
BRMS juga tengah menyelesaikan konstruksi atas fasilitas pengolahan lainnya untuk menambah kapasitas pengolahan yang ada saat ini dari 500 untuk menjadi 4.500 ton bijih per harinya di Poboya, Palu yang diharapkan dapat mulai beroperasi pada kuartal II/2022.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.