Bisnis.com, JAKARTA - Emiten operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. akan terus memfokuskan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan jaringan.
Direktur Keuangan XL Axiata Budi Pramantika menjelaskan anggaran capex perseroan tahun ini senilai Rp7 triliun atau relatif sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Mayoritas tentunya untuk jaringan. Terkait dengan keinginan kami untuk terus memberikan yang terbaik ke pelanggan,” kata Budi, Jumat (23/4/2021).
Setelah tidak dapat melanjutkan proses tender frekuensi 2,3 GHz, emiten dengan kode saham EXCL ini menyebut akan fokus untuk meningkatkan layanan 4G yang sudah dimiliki.
Selain itu, lanjut Budi, perseroan juga berkomitmen untuk mengembangkan program fiberisasi yang sudah konsisten dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Budi, fiberisasi akan mampu memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan dibandingkan dengan penggunaan microwave. Secara bersamaan, penggunaan fiberisasi juga lebih ekonomis untuk perseroan.
Lebih lanjut, mayoritas capex akan diambil dari kas internal perseroan dan sisanya akan dicari dari pendanaan eksternal.
Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, EXCL mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp371,59 miliar, atau turun 47,85 persen dibandingkan laba tahun 2019 sebesar Rp712,57 miliar.
Penurunan laba bersih tersebut berbanding terbalik dengan penerimaan perusahaan yang mengalami pertumbuhan. Pendapatan EXCL sepanjang 2020 tercatat sebesar Rp26 triliun, atau naik 3,4 persen dibandingkan dengan penerimaan 2019 sebesar Rp25,13 triliun.