Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Meski Impor China Meningkat, Harga Seng Terus Terkoreksi

Data dari General Administration of Customs mencatat, jumlah impor bijih seng ke China pada Maret 2021 adalah sebesar 361.743 metrik ton. Nilai impor tersebut naik 34 persen secara month on month.
Lorenzo Anugrah Mahardhika
Lorenzo Anugrah Mahardhika - Bisnis.com 21 April 2021  |  13:17 WIB
Meski Impor China Meningkat, Harga Seng Terus Terkoreksi
Roll forming adalah proses pengrolan dingin dengan tujuan pembentukan suatu profil baja (lapis paduan zinc atau zinc & aluminium atau zinc, aluminium, dan magnesium) menjadi produk akhir seperti atap gelombang, genteng metal, rangka atap, rangka plafon dan dinding. - ARFI

Bisnis.com, JAKARTA – Harga seng terkoreksi selama empat sesi beruntun seiring dengan melonjaknya pengiriman bijih seng ke China yang mengurangi kekhawatiran terhadap keterbatasan pasokan.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (21/4/2021), harga seng sempat terkoreksi hingga 1,1 persen hingga ke level US$2.784,50 per ton di London Metal Exchange (LME). Sementara itu, harga seng di bursa Shanghai juga anjlok 1,5 persen ke 21.410 yuan per ton.

Data dari General Administration of Customs mencatat, jumlah impor bijih seng ke China pada Maret 2021 adalah sebesar 361.743 metrik ton. Nilai impor tersebut naik 34 persen secara month on month.

Laporan dari Jinrui Futures Co. menyebutkan, kenaikan impor China mengurangi kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan pemangkasan output seng pada smelter-smelter di China. Adapun, saat ini smelter di China tengah menikmati margin pemrosesan yang cukup rendah dalam beberapa tahun terakhir menyusul keterbatasan pasokan bijih seng.

Laporan tersebut melanjutkan, pergerakan harga seng di LME cenderung stagnan ditengah ekspektasi terhadap melimpahnya pasokan. Menurut laporan tersebut, harga seng memang harus terkoreksi agar dapat menyamai tingkat permintaan yang ada.

“Dalam jangka menengah, pergerakan harga seng masih akan bearish,” demikian kutipan laporan tersebut, Rabu (21/4/2021).

Sementara itu, spekulan pada pasar LME juga berbondong-bondong menarik posisi bullish pada komoditas seng. Akibatnya, posisi net bullish untuk seng anjlok ke titik terendah dalam 9 bulan terakhir.

Adapun, komoditas logam lainnya diperdagangkan variatif, dengan harga tembaga terpantau stagnan serta harga alumunium menguat 0,3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

komoditas logam harga seng

Sumber : Bloomberg.com

Editor : Hafiyyan

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top