Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten berencana melakukan aksi buyback atau pembelian kembali saham pada masa pemulihan ekonomi 2021. Hal ini mencerminkan kepercayaan diri emiten guna meningkatkan valuasi perusahaan.
Buyback yang telah dicanangkan oleh beberapa emiten seperti MDKA, SRTG, ROTI dan RALS baru-baru ini, sempat menjadi penopang harga saham masing-masing, walau IHSG sendiri cenderung melemah sepekan terakhir.
Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) Suria Dharma menilai buyback lazim saja dilakukan oleh emiten melihat valuasi sahamnya sudah undervalue.
"Buyback lazim saja dilakukan kalau emiten melihat valuasi sahamnya dirasakan sudah undervalue. Di sisi lain, buyback ini tidak wajib dilaksanakan seluruhnya," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (21/4/2021).
Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan aksi buyback mencerminkan bahwa valuasi perusahaan sangat murah.
"Selain itu, ini menjadi cerminan manajemen sangat percaya diri dengan kinerja perusahaan waktu yang akan datang," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (21/3/2021).
Baca Juga
Apalagi emiten-emiten tersebut sebenarnya prospek bisnis masih sangat bagus ketika ekonomi benar-benar sudah terbuka kembali.
Janson merekomendasikan buy on weakness untuk saham ROTI di level Rp1.450 dengan target price (TP) Rp1.650, sementara rekomendasi SRTG masih netral.
Adapun, MDKA direkomendasikan buy on weakness di level Rp2.200 dengan TP Rp2.700, untuk RALS dia merekomendasikan buy on weakness di level Rp800 dengan TP Rp1.100.
Sementara itu, Suria melihat saham emiten ritel RALS menarik untuk dikoleksi karena semestinya mendapat sentimen positif mendekati Lebaran tahun ini, karena pada periode tahun lalu sangat tertekan.
Untuk MDKA sendiri, dana yang dialokasikan untuk buyback cukup besar yang dikabarkan sebesar Rp539 milliar, tetapi dilakukan secara bertahap dan selama 18 bulan.
Walaupun dananya cukup besar, angka ini hanya untuk mengumpulkan kembali kepemilikan saham sebesar 1 persen. Manajemen juga menyampaikan buyback ini dilakukan untuk pelaksanaan program insentif jangka panjang (LTI) bagi karyawan, direksi dan dewan komisaris perusahaan.
Adapun, RALS menargetkan sebanyak-banyak 5 persen dari modal disetor perseroan, dengan nilai Rp350 miliar.
Hal senada juga dilakukan oleh ROTI yang juga bakal menargetkan buyback sebanyak-banyaknya 300 juta lembar saham atau sekitar 5 persen dari jumlah total saham yang diterbitkan, dengan batas pembelian harga Ep1.600 per saham.
Untuk SRTG sendiri buyback dilakukan sebanyak-banyaknya hanya sekitar 0,92 persen dari modal disetor. Hal ini juga turut dikaitkan dengan dengan aksi korporasi susulan yaitu stock split 1:5.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.