Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Top Losers Sepekan, Bumi Arta (BNBA) Anjlok Terdalam

Berdasarkan data dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sabtu (17/4/2021), harga saham BNBA, emiten di bidang perbankan, ini anjlok 29,66 persen, dari harga Rp1.450 ke Rp1.020 per saham.
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) menjadi saham dengan koreksi terdalam pada daftar perdagangan satu pekan, 12 April – 16 April 2021.

Berdasarkan data dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sabtu (17/4/2021), harga saham emiten di bidang perbankan ini anjlok 29,66 persen, dari harga Rp1.450 ke Rp1.020 per saham.

Menyusul di belakang BNBA adalah PT Cahaya Bintang Medan Tbk. (CBMF) yang anjlok 24,73 persen. Harga saham emiten tersebut ditutup pada level Rp140 per lembar saham setelah mengawali pekan perdagangan di posisi Rp186.

Selanjutnya adalah saham PT KDB Tifa Finance Tbk. (TIFA) yang terkoreksi 24,63 persen, diikuti PT Nusantara Almazia Tbk. (NZIA) dengan pelemahan 23,61 persen, dan saham PT Fim Perkasa Utama Tbk. (FIMP) yang juga turun 24,28 persen dalam 4 hari perdagangan melengkapi 5 besar saham boncos pekan ini.

Sebelumnya, pada perdagangan Jumat (16/4/2021) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di level 6.086,257, naik 0,11 persen. Sepanjang perdagangan IHSG mantap bergerak di zona hijau di kisaran 6.062,922 hingga 6.115,62.

Total transaksi bursa mencapai Rp9,313 triliun pada perdagangan kali ini.

Sebanyak 214 saham berhasil menguat, 258 saham terkoreksi, dan 176 saham tidak bergerak daripada perdagangan sebelumnya.

Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih dengan nilai mencapai Rp241,91 miliar. Adapun, sasaran aksi beli oleh asing tertuju pada saham ERAA dengan nilai Rp63,6 miliar, ASII mencapai Rp29,9 miliar, dan ACES Rp29,3 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan bahwa penguatan IHSG disebabkan oleh pasar yang mengapresiasi kinerja pertumbuhan PDB kuartal I/2021 China yang melampaui ekspektasi.

“Hal itu mendorong pasar untuk optimistis terkait dengan pemulihan ekonomi global,” ujar Nafan kepada Bisnis, Jumat (16/4/2021).

Selain itu, IHSG juga didukung oleh sentimen positif program vaksinasi massal yang berjalan dengan baik di Indonesia dan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper