Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk. akan melakukan penambahan modal lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Berdasarkan prospektus yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia, Smartfren Telecom akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5,81 miliar saham biasa atas nama seri C dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Adapun, harga penawaran ditetapkan Rp120 per saham sehingga perseroan bakal mengantongi dana segar hingga Rp697,87 miliar.
Emiten dengan kode saham FREN ini menyampaikan setiap pemegang 52 saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham perseroan pada 26 April 2021 pukul 15.00 WIB mempunyai 1 HMETD.
“Setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham Baru yang ditawarkan dengan harga penawaran Rp120 per saham yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD,” tulis prospektus HMETD FREN, dikutip Kamis (15/4/2021).
Adapun, HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan mulai 28 April 2021 hingga 4 Mei 2021.
Baca Juga
Dalam aksi korporasi ini, FREN juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 91,88 miliar waran seri III sebagai pemanis. Waran ini merupakan 30,45 persen dari jumlah saham FREN yang telah ditempatkan dan disetor penuh per 9 April 2021.
Pada setiap 5 saham hasil pelaksanaan HMETD itu melekat 79 waran seri III yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang HMETD yang melaksanakan haknya.
Untuk diketahui, PT Global Nusa Data selaku pemegang saham perseroan sebesar 26,39 persen menyatakan tidak akan melaksanakan HMETD yang dimiliki sesuai dengan porsi kepemilikan dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV ini.
Begitu pula PT Wahana Inti Nusantara dengan porsi kepemilikan saham FREN 16,11 persen juga tidak akan melaksanakan HMETD yang dimiliki.
Adapun maksimum dilusi kepemilikan setelah HMETD adalah 1,89 persen.
Selanjutnya, 85 persen dari dana rights issue ini akan digunakan FREN untuk menambah modal ke perusahaan anak yaitu PT Smart Telecom. Oleh Smart Telecom, dana ini akan digunakan untuk pembayaran utang.
Sisanya 15 persen akan digunakan perseroan untuk modal kerja seperti biaya pembayaran sewa menara dan/atau sewa jaringan.
Sementara dana hasil pelaksanaan hasil Waran III akan digunakan sekitar 80 persen untuk modal kerja entitas anak dan sisanya sekitar 20 persen akan digunakan untuk modal kerja FREN.
PT Sinarmas Sekuritas dan PT BCA SeKuritas akan menjadi pembeli siaga dalam aksi korporasi ini.