Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melonjak ke tertinggi lebih dari satu bulan pada akhir perdagangan Kamis (15/4/2021) atau Jumat pagi WIB, rebound dari kerugian sehari sebelumnya.
Mengutip Antara, lonjakan harga emas dipicu imbal hasil obligasi pemerintah AS yang merosot meskipun data ekonomi AS lebih baik dari perkiraan. Hal itu mendorong investor ke logam kuning sebagai perlindungan terhadap kemungkinan inflasi di waktu mendatang.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melejit US$30,5 atau 1,76 persen menjadi ditutup pada US$1.766,80 per ounce.
"Jumlah besar inflasi pasti di depan mata dan emas satu-satunya aset terbaik untuk dimiliki saat kita mulai melihat apa yang saya anggap beberapa tingkat inflasi bersejarah," kata Pendiri Circle Squared Alternative Investments, Jeffrey Sica.
Membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya, dolar melemah, setelah sebelumnya merosot ke level terendah empat minggu. Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang dijadikan acuan meningkatkan daya tarik emas lebih lanjut.
Emas sempat memangkas kenaikannya setelah data AS yang kuat menunjukkan rebound yang lebih baik dari perkiraan dalam penjualan ritel pada Maret, sementara klaim awal mingguan untuk tunjangan pengangguran negara turun ke level terendah sejak pertengahan Maret 2020.
Baca Juga
Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel AS meningkat 9,8 persen pada Maret, menyusul penurunan 2,7 persen pada Februari.
Sementara itu Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa 576.000 orang mengajukan klaim awal pengangguran selama pekan yang berakhir 10 April, jauh lebih rendah dari 769.000 klaim yang diajukan pada minggu sebelumnya.
Harga emas juga mendapat dukungan dari meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan Rusia ketika AS mengusir beberapa diplomat Rusia dan memberikan sanksi kepada beberapa perusahaan Rusia atas peretasan SolarWinds.
Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengatakan pada Rabu (14/4/2021) ekonomi AS semakin cepat memasuki musim semi.
Namun, Powell dan pejabat Fed lainnya mengatakan prakiraan ekonomi yang lebih cerah dan periode singkat dari inflasi yang lebih tinggi tidak akan mempengaruhi kebijakan moneter dan bank sentral akan mempertahankan dukungannya sampai krisis selesai.
"Pasar bertaruh bahwa akan ada persyaratan besar untuk mendanai beberapa inflasi yang lebih tinggi dan Federal Reserve yang tidak terlalu khawatir tentang inflasi menjadi masalah serius untuk saat ini," kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities, Bart Melek.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 44 sen atau 1,72 persen menjadi ditutup pada 25,964 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 22,8 dolar AS atau 1,94 persen menjadi menetap di 1.200,2 dolar AS per ounce.