Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tergelincir, Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, jatuh US$11,3 atau 0,65 persen menjadi ditutup pada US$1.736,30 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (13/4/2021), emas berjangka melonjak US$14,9 atau 0,86 persen menjadi US$1.747,6.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Emas tergelincir pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), berbalik merugi dan keuntungan sehari sebelumnya. Hal ini karena kenaikan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS membebani daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil, melampaui dukungan dari dolar yang lebih lemah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, jatuh US$11,3 atau 0,65 persen menjadi ditutup pada US$1.736,30 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (13/4/2021), emas berjangka melonjak US$14,9 atau 0,86 persen menjadi US$1.747,6.

Emas berjangka merosot US$12,10 atau 0,69 persen menjadi US$1.732,70 pada Senin (12/4/2021), setelah terpangkas US$13,4 atau 0,76 persen menjadi US$1.744,80 pada Jumat (9/4/2021), dan terangkat US$16,6 atau 0,95 persen menjadi US$1.758,20 pada Kamis (8/4/2021).

Kenaikan imbal hasil obligasi tampaknya "menambah tekanan yang sangat ringan ke pasar (emas)," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Tetapi kemunduran emas terlihat lebih bersifat teknis dengan level US$1.750 menjadi level resistensi teknis dan psikologis dalam jangka pendek, Meger menambahkan.

Emas telah melonjak sebanyak 0,86 persen pada Selasa (13/4/2021) setelah harga-harga konsumen AS naik paling tajam dalam lebih dari 8,5 tahun pada Maret, memulai apa yang diperkirakan menjadi periode singkat dari inflasi yang lebih tinggi.

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, imbal hasil yang lebih tinggi menantang status tersebut karena diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih besar untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Kuartal kedua kemungkinan akan menghadirkan hambatan makro terbesar untuk emas mengingat ekspektasi kami untuk dolar AS menguat lebih lanjut untuk sementara," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.

"Tetapi setelah itu, kami memperkirakan dolar AS akan kembali ke tren pelemahannya, imbal hasil riil tetap negatif dan ekspektasi inflasi yang meningkat akan menghidupkan kembali minat investor pada emas," tambah Cooper.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral akan mengurangi pembelian obligasi bulanan sebelum berkomitmen untuk menaikkan suku bunga, mengklarifikasi urutan perubahan kebijakan moneter yang masih berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun di masa depan.

The Fed melaporkan dalam "Beige Book" terbarunya, pemulihan ekonomi AS mengalami akselerasi ke kecepatan sedang dari akhir Februari hingga awal April.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 9,8 sen atau 0,39 persen menjadi ditutup pada US$25,524 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik US$20,3 atau 1,75 persen menjadi ditutup pada US$1.177,4 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ropesta Sitorus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper