Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alokasi Capex Rp1,9 Triliun, Japfa (JPFA) Siap Lebih Agresif Tahun Ini

Emiten berkode saham JPFA itu mengalokasikan capex sebesar Rp1,9 triliun, lebih tinggi daripada realisasi capex 2020 sebesar Rp1,65 triliun.
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,9 triliun pada 2021.

Kepala Divisi Pembibitan Ayam dan Peternakan Komersial Japfa Comfeed Indonesia A. Harwanto mengatakan bahwa tahun ini perseroan cenderung akan lebih agresif dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Emiten berkode saham JPFA itu mengalokasikan capex sebesar Rp1,9 triliun, lebih tinggi daripada realisasi capex 2020 sebesar Rp1,65 triliun.

“Diharapkan 2021, bisa lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Jumlah capex itu pun bisa lebih tinggi karena ada perluasan bisnis yang terkendala dari beberapa waktu sebelum pandemi pada 2020,” ujar Harwanto saat paparan publik di Jakarta, Kamis (15/4/2021).

Dari alokasi belanja modal tersebut, JPFA telah merancang perluasan di sejumlah sektor usahanya, salah satunya akan membangun beberapa fasilitas bahan baku dan pembangunan corn dryer di Palu.

JPFA juga akan membangun rumah poting ayam dan cold storage tambahan. Untuk di sektor komersial, JPFA akan membangun dan mengembangkan beberapa fasilitas baru.

Kepala Divisi Pengawasan Keuangan Japfa Comfeed Indonesia Erwin Djohan mengatakan bahwa sepanjang kuartal I/2021 perseroan telah menyerap belanja modal sekitar Rp150 miliar. Kendati demikian, perseroan tidak merincikan detail serapan penggunaan capex pada kuartal I/2021.

Adapun, dia menjelaskan bahwa alokasi capex itu akan berasal dari kantong internal perseroan ditambah dari sisa refinancing penerbitan obligasi.

“[Sumber pendanaan capex] dari internal dan sebagian dari bond. Penerbitan bond itu kan untuk refinancing US$250 juta, dari sisa penerbitan masih ada sisa US$100 jutaan yang akan digunakan untuk belanja modal setelah dikurangi modal kerja,” ujar Erwin.

Untuk diketahui, pada akhir Maret 2021 JPFA telah menerbitkan Sustainibility Linked Bond (SLB) senilai US$350 juta dan berkupon 5,375 persen.

Penerbitan tersebut menjadi sustainability-linked bond pertama dari industri agribisnis makanan dan menjadi sustainability-linked bond pertama yang diterbitkan dengan denominasi dolar AS dari Asia Tenggara. Penerbitan itu mengalami oversubscribe lebih dari 3 kali.

Dana hasil obligasi akan digunakan untuk refinancing obligasi senilai US$250 juta yang akan jatuh tempo pada 2022 dan untuk keperluan umum perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada belanja modal, modal kerja, dan refinancing utang lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper