Bisnis.com, JAKARTA - Induk usaha emiten unggas PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU), yakni PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) menargetkan dapat melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering sahamnya pada 2021. Targetnya tak main-main, siap lepaskan 30 persen dari potensi kapitalisasi pasar di rentang Rp18 triliun-Rp21 triliun.
CEO Widodo Makmur Perkasa Tumiyana menuturkan pada 2021 merupakan tahun pertumbuhan karena secara makro menjadikan tahun ini layak untuk mencari dana segar yang efisien untuk menunjang ekspansi perseroan.
"Bicara pertumbuhan, bicara suasana 2021, secara makro kondisi layak cari dana yang bisa efisien. Supaya tidak masuk restrukturisasi perusahaan perlu melakukan pendanaan, Widodo Makmur Perkasa akan IPO dengan market capital di rentang Rp18 triliun hingga Rp21 triliun," jelasnya, Kamis (15/3/2021).
Adapun, dia memperkirakan 30 persen dari total kapitalisasi pasar tersebut akan dilepas ke publik. Pendanaan ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas perusahaan tanaman pangan dan peningkatan bisnis sumber protein hewani.
Widodo Makmur Perkasa, terangnya, membutuhkan pengumpulan dana sebesar Rp10,9 triliun untuk kebutuhan investasi selama 5 tahun ke depan.
"Tahun ini dan 4 tahun ke depan dari hasil rising fund investasi Rp10,9 triliun pada waktu 5 tahun ke depan, didominasi WMUU, integrated farming di Sulawesi Selatan [Makassar] 20.000 hektare jagung untuk mendukung bisnis WMUU, ini menjadi cost reduction cukup besar," urainya.
Setelah menanam jagung sendiri, perseroan menjaga untuk dapat memenuhi 55 persen kebutuhan bahan mentah alias pakan untuk menunjang kinerja perseroan.
WMP juga menyiapkan lahan di Lampung seluas 6.000 ha untuk ditanami jagung, sehingga 2 tahun ke depan, perseroan memiliki kapasitas lahan 26.000 identik untuk memenuhi kebutuhan 55 persen raw material WMUU.
"Angka total investasi Rp10,9 triliun ini untuk integrated farming jadi satu kawasan besar, tanaman jagung dan peternakan sapi. Integrasi kotoran sapi masuk ke jagung [jadi pupuk], limbah jagung masuk ke sapi [jadi pakan]," katanya.
Selain itu, WMP juga akan memanfaatkan sumber energi baru terbarukan dengan memanfaatkan panel surya yang dikombinasikan dengan kekuatan angin (wind power). Lahan di Makassar seluas 20.000 ha itu perlu energi dengan besaran 20 megawatt.
Dengan demikian, peternakan terintegrasi ini dapat digarap di satu kawasan menghasilkan produk akhir dari daging sapi, seperti sosis, bakso, dan berbagai produk protein lainnya.
"Target tahun ini mau IPO, mau membuat go public WMP dengan market capital kira-kira Rp18 triliun hingga Rp21 triliun, 30 persen ambil tengah di Rp18 triliun--Rp19 triliun, ketemu dana [yang ditargetkan] Rp5,5 triliun," paparnya.