Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan menyatakan kestabilan imbal hasil atau yield obligasi AS menjadi salah satu penyebab tingginya penawaran masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (13/4/2021).
"Kondisi pasar keuangan sudah mulai mengalami perbaikan yang ditandai dengan stabilnya US Treasury tenor 10 tahun di bawah 1,7 persen. CDS juga mengalami penurunan sebesar 1,47 bps dibanding kemarin," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan total penawaran masuk hingga Rp42,97 triliun telah melampaui target yang diumumkan pemerintah dan mencerminkan adanya peningkatan demand terhadap SUN dibandingkan dengan lelang sebelumnya.
Minat investor yang membaik terlihat dari tingginya penawaran untuk SUN seri FR087 dan seri FR083 dengan tenor masing-masing 10 dan 20 tahun, hingga mencapai 53,6 persen dari seluruh total bid yang masuk. "Hal ini mencerminkan bahwa investor sudah mulai berminat di SUN tenor panjang," kata Deni.
Dia menambahkan partisipasi asing juga meningkat dibandingkan lelang SUN sebelumnya, dengan minat terbesar pada SUN seri FR086 dan seri FR087 dengan tenor masing-masing 5 dan 10 tahun serta penawaran hingga 11,1 persen dari total penawaran lelang.
Sementara itu, menurut Deni, yield rata-rata tertimbang (WAY) pada lelang kali ini juga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya.
"Penurunan WAY terbesar terjadi pada tenor 10 tahun yang mencapai 23 bps, disusul dengan penurunan WAY tenor 20 tahun yang mencapai 16 bps. Penurunan yield tersebut berdampak pada semakin rendahnya cost of fund pemerintah," katanya.
Sebelumnya, pemerintah menyerap dana sebesar Rp24,22 triliun dari lelang tujuh seri SUN di pasar perdana pada Selasa atau dengan penawaran masuk Rp42,97 triliun.
Pemerintah juga memutuskan untuk melakukan lelang SUN tambahan pada Rabu (14/4/2021) untuk lima seri SUN, yaitu FR0086, FR0087, FR0088, FR0083 dan FR0089, dengan target maksimal Rp5,77 triliun.