Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akumulasi Saham Big Caps hingga Inflasi AS Jadi Pendorong IHSG

Hingga akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG naik 1,45 persen atau 85,87 poin menjadi 6.013,3. Terpantau 302 saham naik, 171 saham melemah, dan 160 saham stagnan.
Pengunjung berada didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung berada didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah faktor eksternal dan internal membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat siang ini, Rabu (14/4/2021) setelah sebelumnya turun 3 sesi beruntun.

Regina Fawziah, Equity Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas, menyampaikan faktor yang mempengaruhi kenaikan pergerakan IHSG pada sesi I ini di antaranya adanya rilis dari data Inflasi Amerika Serikat kemarin yang mengalami kenaikan.

Untuk Inflation Rate secara MoM bulan Maret tercatat meingkat 0,6 persen dari sebelumnya 0,4 persen, Inflation Rate secara YoY bulan Maret tercatat meningkat 2,6 persen dari sebelumnya 1,7 persen. Lalu, Core Inflation Rate tercatat meningkat 1,6 persen dari sebelumnya 1,3 persen.

"Kenaikan inflasi di AS tersebut sesuai dengan prediksi para pelaku pasar, dan menjadi sentimen positif untuk pasar," paparnya dalam publikasi riset, Rabu (14/4/2021).

Kenaikan inflasi di AS tersebut menggambarkan bahwa dampak dari adanya penyebaran virus Covid-19 yang sempat menahan konsumsi masyarakat sudah mulai mereda, meskipun masih belum sepenuhnya normal.

Selain itu, rilis data mengenai cadangan minyak AS berdasarkan survei dari API Crude Oil Stick Change yang masih mengalami penurunan dari sebelumnya -2,618 juta barel menjadi -3,608 juta barel per 9 April 2021.

Dari dalam negeri, jika dilihat dari sisi pergerakan IHSG, kenaikan tersebut dikarenakan adanya akumulasi asing di saham-saham big caps. Hal ini membuat investor domestik mulai nampak percaya berinvestasi di aset berisiko seperti saham.

"Lalu jika dilihat secara teknikal juga indeks juga sudah berada di fase oversold atau jenuh jual, sehingga wajar saja apabila terjadi teknikal rebound," imbuhnya.

Namun, kenaikan IHSG sendiri sebenarnya masih tertahan, karena beberapa faktor adanya kekhawatiran investor terkait lonjakan kasus Covid-19 saat mudik, meskipun dilarang.

Berkaca dari India, setelah ada beberapa kegiatan keagamaan dan acara festival di sana, kini kasus Covid-19 mengalami lonjakan yang cukup besar dan India menjadi negara kedua terbanyak lonjakan kasus Covid-19 setelah Brasil.

Kemudian dari domestik, minggu ini akan rilis data ekonomi terkait neraca perdagangan dan Ekspor-Impor selama bulan Maret pada Kamis (15/4/2021).

Hingga akhir sesi I pukul 11.30 WIB, IHSG naik 1,45 persen atau 85,87 poin menjadi 6.013,3. Terpantau 302 saham naik, 171 saham melemah, dan 160 saham stagnan.

Total transaksi sejumlah Rp5 triliun, dimana investor asing cenderung masuk dengan net buy Rp81,53 miliar.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi yang paling banyak diborong investor asing dengan net buy Rp150 miliar. Saham BBCA naik 3,58 persen menuju Rp31.075.

Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan net buy Rp37,7 miliar. Saham BBRI meningkat 3,61 persen menjadi Rp4.310.

Berbeda nasib, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan net sell paling besar, yakni Rp51,4 miliar. Namun, saham BMRI masih naik 0,79 persen menuju Rp6.350.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper