Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham TBIG, SAME, dan BUMN Konstruksi Jadi Incaran Investor Asing

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net sell Rp459,89 miliar pada Selasa (13/4/2021). Dengan demikian, sepanjang 2021 net buy investor asing berkurang menjadi Rp8,12 triliun.
Halaman muka Laporan Tahunan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 2016./towerbersama
Halaman muka Laporan Tahunan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 2016./towerbersama

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham masih menjadi buruan investor asing di tengah derasnya aksi jual yang menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (13/4/2021).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net sell Rp459,89 miliar pada Selasa (13/4/2021). Dengan demikian, sepanjang 2021 net buy investor asing berkurang menjadi Rp8,12 triliun.

Mengutip data konsultan keuangan D'Origin, sejumlah saham yang paling banyak diburu investor asing ialah TBIG dengan net buy Rp42,23 miliar, SAME Rp19,5 miliar, WSKT Rp17,24 miliar, TLKM Rp14,65 miliar, BMRI Rp13,63 miliar, WIKA Rp11,98 miliar, PTPP Rp11,92 miliar, dan UNTR Rp11,68 miliar.

Sebaliknya, saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing ialah BBCA dengan net sell Rp258,86 miliar, BBRI Rp88,18 miliar, TOWR Rp46,21 miliar, ASII Rp34,68 miliar, ARTO Rp24,91 miliar, BBNI Rp22,51 miliar, SMGR Rp21,6 miliar, dan CPIN Rp16,18 miliar.

Pada Selasa kemarin, IHSG turun 0,36 persen atau 21,13 poin menjadi 5.927,43. Sepanjang hari, indeks bergerak di rentang 5.883,52-5.957,61.

Terpantau 175 saham menguat, 313 saham melemah, dan 153 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp9,31 triliun.

Berdasarkan indeks sektoral JASICA, sektor properti turun paling dalam sebesar -1,21 persen dan pertambangan -0,93 persen.

Sektor yang memimpin penguatan ialah infrastruktur sebesar 1,06 persen dan agribisnis 0,99 persen. Secara total, 4 sektor menguat, sedangkan 6 lainnya melemah.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan bahwa koreksi IHSG disebabkan oleh kekhawatiran pasar terkait meningkatnya kasus baru pandemi Covid-19 secara global. Hal itu diperkuat dengan naiknya kembali imbal hasil obligasi AS untuk tenor 10 tahun.

“Sementara itu, belum terdapat data makro ekonomi domestik yang bisa memberikan pengaruh positif secara signifikan terhadap pasar,” ujar Nafan kepada Bisnis, Selasa (13/4/2021).

Dia juga mengatakan bahwa kebijakan larangan mudik saat Lebaran dari pemerintah juga menjadi sentimen negatif bagi indeks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper