Bisnis.com, JAKARTA - Jakarta Islamic Index (JII) terpantau berada di zona merah pada penutupan perdagangan sesi I Selasa, (13/4/2021), atau hari pertama bulan Ramadan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks yang beranggotakan 30 saham syariah paling likuid itu parkir di level 584,004, terkoreksi 0,84 persen atau 4,94 poin pada penutupan perdagangan sesi I Selasa (13/4/2021). Sepanjang perdagangan, JII berada di kisaran 582,308 hingga 590,385.
Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 22 saham terkoreksi, 6 saham berhasil menguat, sedangkan 2 saham lainnya berada di posisi yang sama daripada perdagangan sebelumnya.
Koreksi indeks dipimpin oleh saham PGAS yang turun 6,5 persen, diikuti BTPS melemah 3,54 persen, JPFA melemah 3,23 persen, dan KAEF melemah 2,36 persen.
Sementara itu, penguatan indeks dipimpin oleh SMGR yang naik 2,52 persen, WIKA naik 1,09 persen, INKP naik 0,8 persen, dan MNCN menguat 0,53 persen.
Di sisi lain, indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 0,72 persen ke level 5.905,475 dalam perdagangan yang sama. Sebanyak 339 saham terkoreksi, 130 saham menguat, dan 149 saham lainnya stagnan.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, pasar modal syariah domestik mengalami perkembangan yang pesat selama 10 tahun terakhir. Hal tersebut terlihat baik dari jumlah efek syariah yang beredar maupun minat investor terhadap produk ini.
"Perkembangan tersebut dimulai sejak diluncurkannya indeks saham syariah pada 2011 lalu," kata Inarno dalam acara pembukaan Satu Dekade Kebangkitan Pasar Modal Syariah Indonesia, Senin (12/4/2021).
Inarno menjelaskan, jumlah saham syariah yang ada saat ini telah tumbuh 82 persen sejak muncul pada 2011 lalu. Hingga awal tahun ini, sebanyak 432 saham syariah beredar di Indonesia, atau 59 persen dari total saham keseluruhan.
Sementara itu, kapitalisasi pasar modal syariah Indonesia mencakup 47,9 persen dari total keseluruhan. Adapun, sebanyak 60,4 persen total nilai transaksi saham berasal dari saham syariah.
Selain itu, jumlah investor saham juga menunjukkan pertumbuhan pesat. Ia mengatakan, jumlah investor syariah naik lebih dari 16.789 persen dari 531 investor pada 2011 menjadi 89.678 investor per Januari 2021.
"Kenaikan ini menunjukkan bahwa pasar modal syariah Indonesia semakin dilirik oleh para investor," jelasnya.