Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilih-pilih Reksa Dana Syariah Sebagai Pelengkap Investasi

Untuk kelas aset saham, rata-rata reksa dana saham konvensional masih di atas rata-rata kinerja reksa dana syariah. 
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati secara kinerja reksa dana syariah belum sepenuhnya mengungguli reksa dana konvensional, produk berlandaskan prinsip-prinsip Islami ini dinilai cukup menarik untuk menjadi pelengkap investasi.

Equity Fund Manager Avrist Asset Management (Avrist AM) Billy Nugraha mencontohkan, untuk kelas aset saham, rata-rata reksa dana saham konvensional masih di atas rata-rata kinerja reksa dana syariah. “Jika menilik return rata-rata IHSG selama 10 tahun terakhir membukukan kinerja 137 persen versus JII index 44 persen,” tutur Billy kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Menurutnya, pada dasarnya investor akan memilih jenis reksa dana syariah yang sesuai dengan kebutuhan investasinya serta memilih produk dengan kinerja yang di atas rata-rata benchmark atau tolok ukurnya.

Dia menyebutkan produk reksa dana pendapatan tetap syariah Avrist Sukuk Income Fund sebagai andalan karena reksa dana tersebut memiliki fitur membagikan deviden bagi investornya dengan target tahun ini 5 persen per tahun.

Terpisah, CIO Eastspring Investment Indonesia Ari Pitojo mengatakan perbandingan kinerja reksa dana syariah dan konvensional dalam beberapa tahun terakhir tentu terdapat perbedaan.

Perbedaan yang cukup kontras dapat dilihat dari kinerja reksa dana berbasis saham yang fokus berinvestasi ke saham-saham emiten di dalam negeri yang rata-rata kinerjanya cenderung lebih rendah dibandingkan reksa dana saham konvensional.

“Hal ini salah satunya terutama disebabkan oleh terbatasnya pilihan saham syariah yang ada di Bursa Efek Indonesia saat ini,” kata Ari, Minggu (11/4/2021).

Efek Luar Negeri

Di lain pihak, saat ini reksa dana syariah memiliki kelonggaran untuk berinvestasi secara penuh ke efek luar negeri dan ini membuat prospek reksa dana syariah dari kelas aset saham yang berinvestasi ke efek saham luar negeri justru memiliki prospek yang cukup baik. “Banyak pilihan saham syariah yang cukup prospektif tersebar di berbagai negara di luar Indonesia,” imbuh Ari.

Selain itu, dia menyebut kelas aset yang memiliki prospek yang cukup cerah ke depannya tentunya kelas aset obligasi syariah atau sukuk karena sukuk Indonesia masih menawarkan imbal hasil yang menarik ke depannya.

Beberapa produk syariah yang menjadi andalan Eastspring Indonesia saat ini antara lain dua reksa dana saham yang fokus berinvestasi ke efek luar negeri yaitu Eastspring Syariah Equity Islamic Asia Pacific USD dan Eastspring Syariah Greater China Equity USD.

"Kemudian dari kelas aset pendapatan tetap yaitu Eastspring Syariah Fixed Income Amanah dan tentunya juga fund baru yang akan kami luncurkan dalam waktu dekat yaitu Eastspring Syariah Fixed Income USD," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi Ali Yahdin Saugi menuturkan secara general pemilihan emiten syariah lebih konservatif, sehingga seharusnya hal ini membuat risiko emiten lebih berkurang dibanding konvensional.

Akan tetapi perbedaan kinerja indeks syariah dan konvensional akan sangat tergantung kinerja sektor perbankan, karena bobotnya yang sangat besar di IHSG. Sebagai gantinya Reksa dana syariah memiliki variasi global offshore, sehingga hal tersebut bisa menjadi alternatif bagi investor.

"Apabila kinerja perbankan tidak optimal, maka sangat mungkin kinerja saham syariah lebih baik. Produk saham syariah offshore sendiri memiliki animo yang tinggi, karena reksadana konvensional tidak bisa memiliki kebijakan 100 persen investasi offshore," tutur Ali.

Dia menjagokan produk Reksa Dana Mandiri Global Syariah Equity Dollar untuk menjadi pilihan utama karena kinerja pasar global yang lebih baik dibandingkan kinerja dalam negeri.

Adapun, dalam waktu dekat MMI juga berencana meluncurkan reksa dana offshore syariah dengan portofolio emiten emerging market dalam waktu dekat untuk melengkapi pilihan produk MMI.

Direktur BNP Paribas Asset Management Maya Kamdani menjelaskan untuk membandingkan kinerja reksa dana perlu melihat dari kelas asetnya, yang mana pergerakan reksa dana syariah dengan reksa dana konvensional dalam kelas aset yang sama adalah berbeda dikarenakan perbedaan sektor yang dimiliki

“Oleh karenanya, kami melihat reksa dana syariah dan reksa dana konvensional dapat dijadikan sebagai pelengkap,” kata Maya.

Untuk prospek ke depan, dia menilai kelas aset saham, terutama saham offshore alias reksa dana syariah berbasis efek luar negeri masih memiliki potensi yang menarik di tahun ini. Maya mencontohkan reksa dana syariah BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD - yang berinvestasi di pasar saham China – per akhir Maret 2021, kinerja 1 tahunnya mencapai 23,61 persen dan mengungguli tolok ukurnya.

Kinerja yang baik juga terlihat pada reksa dana syariah kami lainnya yaitu BNP Paribas Cakra Syariah USD – yang berinvestasi di developed markets, dan BNP Paribas Pesona Syariah dengan kinerja 1 tahun per akhir Maret 2021 masing-masing 38,62 persen dan 30,71 persen,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper