Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi ‘Tokcer’, Wall Street Moncer

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,13 persen ke level 33.527,19, sedangkan indeks S&P 500 ditutup melonjak 1,44 persen ke level 4.077,91 dan Nasdaq Composite melonjak 1,67 persen ke level 13.705,59.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange./Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat kembali menembus rekor tertinggi sepanjang masa setelah mendapatkan momentum dari data ekonomi yang solid.

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (5/4/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,13 persen ke level 33.527,19, sedangkan indeks S&P 500 ditutup melonjak 1,44 persen ke level 4.077,91 dan Nasdaq Composite melonjak 1,67 persen ke level 13.705,59.

Induk Google, Alphabet Inc., melonjak 4,19 persen setelah Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa perusahaan tidak melakukan pelanggaran hak cipta ketika menggunakan kode pemrograman Oracle Corp. dalam sistem operasi Android.

Sementara itu, saham Facebook Inc. melonjak 3,4 persen meskipun ada tuntutan dari Federal Trade Commission dan 48 jaksa agung negara bagian atas praktik monopoli bisnis serta peringatan CFO perusahaan mengenai periklanan digital, yang menjadi sumber utama pendapataan perusahan.

Sementara itu, saham Tesla Inc. menguat 4,43 persen setelah mencatatkan rekor pengiriman kendaraan listrik. GameStop Corp. merosot 1,91 persen menyusul rencana rights issue senilai US$1 milliar.

Bursa Wall Street menguat menyusul sejumlah data ekonomi yang menunjukkan pemulihan karena lebih banyak warga AS yang divaksinasi, pelonggaran pembatasan, dan mulai berlakunya bantuan fiskal.

Data dari Institute for Supply Management mencatat sektor jasa AS mencatat rekor pertumbuhan tercepat di bulan Maret karena pesanan melonjak ke level tertinggi baru. Data ini menyusul catatan positif sektor tenaga kerja AS yang mencatatkan kenaikan terbesar dalam tujuh bulan terakhir.

Analis strategi investasi Baird Ross Mayfield mengatakan belum ada alasan negatif yang cukup untuk menekan pasar saat ini.

“Kita telah mendapat dorongan besar dari data payroll Maret, obligasi Treasury sebagian besar tidak berubah. Ini adalah salah satu situasi di mana kabar baik sebenarnya adalah kabar baik," ungkap Mayfield, dikutip Bloomberg, Senin (5/4/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper