Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. membukukan koreksi pendapatan 15,34 persen pada 2020.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan per Desember 2020 yang dipublikasikan di harian Bisnis Indonesia, Summarecon Agung mencatat pendapatan senilai Rp5,02 triliun pada tahun lalu.
Pencapaian itu turun 15,34 persen dibandingkan pendapatan pada 2019 senilai Rp5,94 triliun.
Pelemahan pendapatan pun turut menekan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 65,08 persen menjadi Rp179,83 miliar dari sebelumnya Rp514,98 miliar.
Dari sisi jumlah aset, emiten dengan kode saham SMRA ini mencatatkan pertumbuhan jumlah aset sebesar 1,97 persen menjadi Rp24,92 triliun pada akhir 2020.
Adapun, ekuitas berkurang 3,87 persen menjadi Rp9,08 triliun dan liabilitas naik 5,65 persen menjadi Rp15,83 triliun.
Baca Juga
Pada 2020, SMRA membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp3,3 triliun atau di atas target prapenjualan yang ditetapkan perseroan senilai Rp2,5 triliun, ditopang oleh penjualan produk harga Rp1,5 miliar-Rp2 miliar.
Selanjutnya, target prapenjualan atau marketing sales untuk tahun 2021 ditetapkan senilai Rp3,5 triliun.
Direktur Utama Summarecon Agung Adrianto Adhi mengatakan kontributor target prapenjualan tahun ini bisa disumbang oleh produk perseroan di Summarecon Serpong lagi.
“Target [marketing sales] tahun ini Rp3,5 triliun,” kata Adrianto kepada Bisnis, baru-baru ini.
Untuk mencapai target itu, SMRA akan menawarkan produk baru di setiap proyek township yang dimiliki dengan landbank saat ini sekitar 2.000 hektare.