Bisnis.com, JAKARTA -- Kabar dari sejumlah sektor ekonomi yang menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi hari ini, Rabu (31/3/2021), perekonomian digital di Indonesia yang semakin pesat dan menjadi incaran pelaku bisnis.
Selain itu, reksa dana pasar uang dalam tahun berjalan 2021 menjadi penyelamat pasar tahun ini hingga efek domino dari terhambatnya jalur Terusan Suez dan koreksi harga aluminium yang dinilai sesaat.
Berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar perekonomian di Indonesia:
1. Geliat Bisnis Bank Digital
Kiprah korporasi berbasis teknologi digital yang mengembangkan layanan keuangan di bisnis perbankan semakin marak. Sejumlah raksasa teknologi terus mengincar bank skala menengah kecil untuk disulap sebagai bank digital. PT Bank Jago Tbk., PT Bank Neo Commerce Tbk., serta PT Bank Net Indonesia Syariah telah mendeklarasikan diri sebagai bank digital.
2. Magnet Kuat Ekonomi Digital RI
Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia yang pesat menjadi pijakan utama Facebook bersama PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) dan Keppel Midgard Holdings Pte. Ltd. menggelar sistem komunikasi kabel bawah laut ke tanah air. Perkembangan tersebut dinilai telah berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
3. Pasar Uang Jadi Penyelamat
Reksa dana pasar uang dinilai dapat menjadi pilihan para investor untuk menyelamatkan diri di tengah kondisi pasar yang masih volatil sepanjang kuartal pertama tahun ini. Berdasarkan data Infovesta Utama per 29 Maret 2021, sepanjang 3 bulan pertama 2021 kinerja indeks reksa dana dipimpin pasar uang dengan imbal hasil 0,89 persen.
4. Sisa-sisa Sumbatan di Jalur Legendaris
Pasca kecelakaan yang terjadi di Terusan Suez, efek domino dari insiden ini diperkirakan berdampak pada perdagangan dunia dalam hitungan bulan. Kecelakaan tersebut mengingatkan dunia akan kerapuhan infrastruktur perdagangan pasar global dan makin membebani jalur pasokan yang telah terpukul oleh pandemi.
5. Koreksi Sesaat Aluminium
Koreksi harga aluminium diprediksi hanya terjadi dalam jangka pendek karena fundamental yang kuat. Harga logam industri ini sempat mencapai level terkuat sejak 2018 pada pekan lalu. Salah satu sentimen penekan harga aluminium adalah rencana pemerintah China untuk menjual stok cadangan aluminiumnya sebanyak 500.000 ton.