Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. diproyeksikan bakal laba pada kuartal II/2021 setelah merampungkan penjualan 4.200 menara ke PT EPID Menara AssetCo (Edge Point Indonesia).
Presiden Direktur dan CEO Indosat Ahmad Al-Neama mengatakan penjualan 4.200 menara tersebut senilai US$750 juta dan menjadi salah satu transaksi tertinggi di Asia.
Baca Juga
Dengan asumsi kurs Jisdor hari ini Rp14.481 per dolar AS, nilai transaksi US$750 juta itu setara dengan Rp10,86 triliun.
“Kesepakatan ini menandai penjualan ketiga dan terakhir dari aset portofolio menara berkualitas tinggi Indosat Ooredoo yang mendorong kami menuju model aset yang lebih ramping dan fokus yang lebih besar dalam menghadirkan layanan digital seluler yang luar biasa bagi pelanggan kami,” kata Al-Neama dalam keterangan resmi, Selasa (30/3/2021).
Transaksi penjualan 4.200 menara milik Indosat itu dilakukan lewat penandatanganan perjanjian jual dan sewa kembali bersama Edge Point Indonesia yang merupakan anak usaha dari Edge Point Singapura.
Edge Point Singapura sepenuhnya dimiliki oleh Digital Colony yaitu investor digital global dengan pengalaman luas serta memiliki dan mengoperasikan menara seluler.
Edge Point Indonesia dinyatakan sebagai pemenang tender dari lelang menara ISAT. Transaksi ini diharapkan rampung pada kuartal II/2021 dengan tunduk pada persyaratan umum, termasuk persetujuan RUPSLB pada 6 Mei 2021.
Selanjutnya, transaksi ini pun membawa harapan bakal ada perbaikan di pos laba-rugi Indosat tahun ini. Emiten dengan kode saham ISAT membukukan kerugian pada 2020 senilai Rp716,7 miliar atau berbalik dari posisi laba bersih Rp2,28 triliun pada 2019.
Sebelumnya, Chief Operation Officer Indosat Ooredoo Vikram Sinha mengatakan laba pada 2019 itu dikontribusikan oleh penjualan menara, sehingga terjadi peningkatan signifikan terhadap pengurangan biaya.
Penjualan menara merupakan bagian dari strategi ISAT untuk rebound dan menggenjot kinerja sepanjang 3 tahun sejalan dengan berbagai kegiatan.
Pada 2019, ISAT sudah lebih dulu melepas 3.100 menaranya kepada Mitratel dan Protelindo dengan nilai total Rp6,39 triliun. Mitratel mengambil 2.100 menara, sedangkan 1.000 menara lainnya diambil alih oleh Protelindo.